Source
Dalam hidup kita tidak pernah terlepas dari persoalan dan ujian permaslah hidup mungkin datng silih berganti kadang kita tidak mampu mengatasi sendiri masalah itu sehingga kita membutuhkan orang lain untuk mengatasi masalah kita. Namun terkadang ada juga yang memilih untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang kurang baik atau bahkan bisa dikatakan sadis. Akhir-akhir ini kita sering mendengar berita bunuh diri dikoran atau media online, seperti kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang mahasiswa cerdas asal Unsri (www.kompas.com, 2 Maret 2018) dan juga mahasiswa Tanjung Pura Pontianak (www.okeonenews.com, 25 april 2018).
Ada beragam faktor yang menjadi pemicu seseorang mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa saja, bahkan seorang ilmuan kelas dunia pun terkadang memilih mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Salah satu ilmuan yang memelih mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri adalah Nicholas Leblanc. Nicholas merupakan ahli kimia dan ahli bedah berkebangsaan Perancis. Singkatnya pada tahun 1775, akademi ilmu pengetahuan perancis menawarkan hadiah kepada siapa saja yang bisa memperoses garam menjadi abu soda. Pada tahun 1971 Nicholas berhasil mebuat halium karbonat menggunakan garam dan asam sulfat, hadiah yang du janjikanpun diberikan kepadanya. Akan tetapi perintah revolusioner Perancis membatalkan hadiah yang diterima Nicholas. Selanjutnya pada tahun 1802 Napoleon memberikan pabrik (bukan hadiah uang). Nicholas terlanjut kecewan tidak mampu menjalankan pabrik hingga akhirnya ia bunuh diri.
Pertanyan yang muncul dari cerita singkat diatas adalah apakah mereka orang bodoh yang harus mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri? Tidak mereka adalah orang pintar, hanya saja mereka pintar secara IQ, akan tetapi secari EQ mereka kurang pintar. EQ adalah kemapuan seseorang untuk mengidentifikasi mengukur dan mengendalikan diri. EQ sangat penting dalam kehidupan seseorang, apabila seseorang cerdas secara EQ, seseorang tidak akan langsung down ketika ada masalah, baik itu masalah kecil ataupun besar, sebagai contoh seorang mahasiswa tidak di ACC judul skripsinya, ini cuman masalah kecil. Jadi intinya seorang yang cerda emosi akan berusaha bangkit dari segala keterpurukannya dan akan selalu akan mengejar impiannya, kalaupun ada hambatan ataupun jatuh ia tidak akan larut dalam masalah apalagi sampai tenggelam dalam lautan duka dan penyesalan. Orang yang cerdas EQ akan menerima dan menghargai dirinya sendiri (self-esteem) walau sesulit apapun masalahnya.
Sort: Trending
[-]
a-0-0 (-9)(1) 7 years ago
$0.00
Reveal Comment