Tulisan ini hanya sebagai refleksi saya dalam menekuni media steemit ini. Tidak lebih. Karena sesekali kita patut untuk mengenang keberadaan kita dalam dunia yang penuh 'glamour' berbasis blockchain ini. Tulisan singkat ini juga akan menelusuri ***nasab*** yang singkat. Karena penuh keterbatasan, tapi kemanfaatan ilmu tentunya akan selalu abadi hingga kepada mereka yang mengajarinya, hingga sampai kepada Sang Maha Berilmu, Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Sahabat steemit semuanya. Selama menulis atau bermain steemit, saya sudah banyak merasakan hal-hal terindah dan tentunya perkara kerumitan dalam mendapatkan hasil yang maksimal dari postingan-postingan. Saya ingin mengatakan di awal (kalau saya salah dapat dikoreksi) bahwa 'bermain' di steemit bukanlah segalanya. Maksud saya, jangan sampai dengan terlalu fokus dengan steemit kita meninggalkan rutinitas penting lainnya yang merupakan tanggung jawab kita. Fokus dan konsisten saja. Misal, setiap hari harus ada 1(satu) atau dua postingan. Kemudian, jangan lah dengan 'steemit' dapat menimbulkan jarak jalinan persahabatan dan komunikasi antar sesama. Bahkan yang paling baiknya, media steemit ini dapat memperbanyak relasi, memperkuat silaturrahmi, dan membangun komunikasi yang selalu positif.

Kembali ke topik utama kita tentang nasab. Nasab memiliki arti hubungan atau keterkaitan. Dalam masyarakat Aceh khususnya, nasab merupakan hal yang sangat sakral dan penting dalam sejarah hidup. Bagaimana tidak, karena nasab sangat menentukan perilaku, hubungan jiwa, hingga keturunan.
Dalam berbagai hal tentunya kita semua mempunyai yang namanya nasab. Mulai dari belajar apapun hingga 'meneladani' sesuatu. Misalnya, dalam ilmu di dayah (pesantren) pada satu pihak saya berguru kepada Abiya di Ujong Blang dan Tgk. H. Muhammad Nur. Beliau-beliau itu belajarnya pada Alm. Abu Tanoh Mirah dan Alm. Waled Tanoh Mirah, Bireun. Kemudian Alm. Abu Tanoh Mirah belajarnya kepada Alm. Abuya Muhammad Wali, Labuhan Haji, Aceh Selatan. Dan begitulah seterusnya.

Nah, kalau memang di platform steemit tentunya kita tidak mengetahui steemit dengan sendirinya. Kalaupun ada, pasti orang yang langsung terhubung dengan pemilik steemit itu sendiri, dengan belajar dari dunia maya. Saya pertama mendengar dan mengetahui steemit pada bulan Juli 2017. Adalah @safwaninisam yang memberikan informasi tentang steemit ini. Dengan berbekal sedikit 'kemauan' menulis, saya langsung dipandu oleh @safwaninisam agar segera memiliki akun. Apalagi pada ujungnya @safwaninisam memberitahukan reward dari hasil menulis di steemit.

@safwaninisam mengatakan mengetahui keberadaan media steemit ini pada senior dan seorang penulis yaitu bg @ayijufridar . Tentunya dalam beberapa tulisan bg @ayijufridar beliau menyebutkan bahwa saudara @muammar lah tempat beliau mengetahui steemit. @muammar juga merupakan sahabat dekat saya. Beliau mengetahui steemit ini pada @irawandedy . Untuk seterusnya saya belum berkomunikasi lebih lanjut terhadap bg @irawandedy tentang kepada siapa beliau mengetahui steemit.

Selanjutnya pengetahuan tentang steemit saya banyak belajar dari kawan-kawan dan senior sejawat, seperti @binjeeclik , @abunagaya , @steemvest17 , @steem77 , @zainalbakri , diskusi bersama @bukharisulaiman , @usmanosama , dan @munawir91 serta masih banyak steemians lainnya yang telah menjadi tautan obrolan steemit saya.

Nah, sahabat steemit semuanya..

Hal di atas tidak lah berlebihan sekaligus merupakan kepuasan tersendiri bagi diri saya. Menelusuri keterkaitan kita dalam setiap likukan hidup merupakan suatu keharusan. Disana akan kita temukan hubungan yang lebih dari sekedar sesama manusia. Disitulah kita mendapatkan tali saudara dan lebih dari itu.

Dalam kehidupan, semua kita memiliki garis keterikatan *nasab. Kadangkala kita tidak lagi menemukan garis ke atas dari kakek buyut kita. Melihat nasab itu mesti. Agama (Islam) sangat peduli dengan yang nama nya garis keterikatan nasab, hingga untuk memilih seorang calon istri pun dianjurkan untuk melihat garis nasab nya. Hal tersebut penting kiranya agar lahir lah generasi terbaik bagi umat dan bangsa.
Dan jangan coba-coba anda memutuskan garis nasab dalam keluarga dan kehidupan kita. Karena Tuhan tidak suka dengan hal itu

---

English

Source

This article is just a reflection of me in this steemit media. Nothing more.Because once in a while we are worth to commemorate our existence in a world full of 'glamor' based on this blockchain. Short will also browse nasab. Because full of limitations, but the usefulness of science will always be eternal until to those who taught, until to the All-Knowledge, God Almighty, Allah SWT.
Friends steemit.. write or play steemit, I have many feel the most beautiful things and certainly a complicated case in getting the most out of the posting-postingingan. I want to say at the beginning (if I am wrong can be corrected) that 'play' in steemit is not everything. I mean, do not get too focused with steemit we leave another important routine which is our responsibility. Focus and consistent course. For example, every day there should be 1 (one) or two postingan. And, do not be with 'steemit 'can lead to the distance of friendship and communication between people. Even the best, this steemit media can multiply relationships, strengthen silaturrahmi, and build always positive communication.

Back to our main topic on nasabs. Nasab has a meaning relation or association In the Acehnese community in particular, nasab is a very sacred and important thing in life history. How not, because nasab greatly determine the behavior, the relationship of the soul, to the descendants.
In many ways, of course, we all have the name nasab from everything learning to 'imitate' something. For example, in science in dayah (Islamic School) on one hand I studied to Abiya in Ujong Blang and Tgk.H. Muhammad Nur. He studied at Alm.Abu Tanoh Mirah and Alm.Waled Tanoh Mirah, Bireun. And Alm.Abu Tanoh Mirah learned to Alm.Abuya Muhammad Wali, Labuhan Haji, South Aceh. And so on.

Well, if it is in the steemit platform of course we do not know steemit by itself. If there is, surely people who directly connected with the owner of steemit itself, by learning from the virtual world. I first heard and know the steemit in July 2017. Is @ provide information about this steemit. Armed with a little 'willingness' to write, I was immediately guided by @safwaninisam to immediately have an account. at the end @safwaninisam notify reward from the writing in steemit.

@safwaninisam said to know the existence of this steemit media to a senior and a writer that is brother @ayijufridar. Of course in some posts bro @ayijufridar he mentioned that brother @muammar is where he knows steemit @muammar is also a close my friend. He know this steemit on @irawandedy .Forward I have not communicated further to brother @irawandedy about to whom he knows steemit.

Further knowledge of steemit I learned a lot from friends and seniors colleagues, such as @binjeeclik, @abunagaya, @steemvest17, @steem77, @zainalbakri, discussion with @bukharisulaiman, @usmanosama, @munawir91 and many other steemians who have been my steemit chat.

Well, steemit friends all ..

The above is not an exaggeration as well as a special satisfaction for myself. Tracing our relationship in every life lap is a necessity. We will find a relationship that is more than just our fellow human beings. That's how we get the strap and more.

In life, all of us have a line of attachments nasab Sometimes we no longer find the upward line of our great-grandfather. See nasab it must be. In Islamic is very concerned with whose name is the line attachment nasab, to to choose a candidate wife was encouraged to see the line nasab nya. it is important to birth is the best generation for people and nation.
And do not try to decide the line nasab in our family and life. Because God does not like it.