Orang bilang tanahku elok, bagai mutiara menjuntai khatulistiwa.
Orang bilang tanahku impian, bagi setumpuk harapan.
Orang bilang tanahku idaman, bagi mereka yang mencari penghidupan.
Orang bilang tanahku tujuan, bagi sejuta perjalanan panjang.
Nyatanya kami menangis, saat mimpi terkikis habis.
Nyatanya kami terluka, saat raga ternyata lara.
Berhari menyusuri jalan sepi mencari sesuap nasi.
Bukan ... Bukan sepiring atau sebakul.
Tapi sebutir nasi basi.
Demi mengisi perut anak istri.
Bermalam bersama rasa cekam, tanpa bintang gemintang.
Menghabiskan temaram dalam kelam,
Dengan hati yang suram.
Kami lapar di tanah yang terhampar ratusan hektar beras dan jalar.
Kami haus di tengah laut yang terbentang luas tanpa batas.
Kami yang selalu takut, tersesat dalam belantara rumah sendiri.
Tanpa atap ... Tanpa alas ... Tanpa harap.
Hanya ada cemas dan waswas.
Ini bukan ilusi atau fantasi.
Bukan juga fiksi atau imajinasi.
Kami yang tersisih ... tersingkir ...
Tanpa harapan di tanah kelahiran menunggu mati.
nice poetry
This comment has received a 0.51 % upvote from @speedvoter thanks to: @rayhanrushimoni.
ini hadiah dari saya 100%, very nice post kawan, saya tunggu hadiah dari mu untuk saya @bigbos99 mohon saling berbagi kawan,salam sukses dari saya @bigbos99