Di Benteng 'Iskandar Muda' 1 dari 4 Benteng Zaman Al Kahar

in #life7 years ago

Foto foto di bawah ini saat aku berada di Benteng Sultan Iskandar Muda, Lamreh, Krueng Raya, Aceh Besar, 3 April 2018. Terima kasih untuk @zahrainizainal bagi semua fotonya.

Benteng ini terletak sekira satu kilometer di Barat Pelabuhan Krueng Raya. Ia memiliki curak yang serupa dengan Benteng Malahayati (Benteng Laksamana Keumala Hayati), di kampung yang sama, sekira satu kilometer di timur pelabuhan Krueng Raya.

Aku belum menemukan data lengkap tentang benteng-benteng tersebut, termasuk satu benteng lagi, yakni, Benteng Kuta Leubok, sekira satu kilometer di timur Benteng Keumala Hayati. Juga, ada satu lagi benteng, sekira satu kilometer di sebelah barat benteng Iskandar Muda, namanya Benteng Indra Patra.

Namun, menurut ilmu geografi dan ilmu perang yang kuketahui, aku memperkirakan, keempat benteng tersebut dibangun pada masa yang sama. yakni pada masa raja diraja terbesar di Aceh Darussalam, yakni Sultan Alauddin Riayatsyah Al-Qahhar (Sultan Al Kahar). Setelah utusan Lada Sicupak (1565) pulang dari Istanbul. Itu adalah masa Laksamana Keumala Hayati masih muda dan beebrpa puluh tahun sebelum (Sultan) Iskandar Muda.

Dibuatnya empat benteng itu, dengan tujuan utama mengawasi dan mengamankan pelabuhan internasional (Pelabuhan Malahayati), tempat singgah kapal dari berbagai negara di masa itu. Dengan perkiraan, kalau musuh datang, mereka harus berlabuh di pelabuhan. Kalau bukan di pelabuhan, mereka tidak bisa melabuhkan kapal, dan di luar jangkauan berenang.

Sementara Ulee Lheue (pelabuhan menyeberang ke Sabang sekarang), mungkin saat itu belum ada, yang ada, mungkin, pelabuhan Kuala atau Kuala Aceh, yang langsung ke Krueng Aceh, menuju Istana Dalam, sampai ke Indra Puri, dan bukan pelabuhan umum (internasional), tapi khusus pelabuhan Sultan dan para tentara Aceh Darussalam, serta masyarakat tempatan. Itu perkiraanku menurut ilmu geografi dan kemiliteran abad 16.

Sort:  

mantap nyan ngoen
bek tuo piyoh bak ata long beuh