Trading Partnerships Have Been There Ever Since

in #indonesia6 years ago

Perkongsian Dagang Sudah Ada Sejak Dahulu

IMG_20180528_003513.jpg

The Pattern of Cooperation or Trade Cooperation has long been recognized by the people of Aceh. In the past, in addition to working as farmers and fishermen, Acehnese people mostly also work as traders and entrepreneurs. The Acehnese country that successfully cooperates with the international community opens the opportunity for its people to partner in trade and open business branch up to Turkey. Many foreign traders also cooperate with Aceh traders, especially Singapore merchants. At that time Singapore was still in the territory of the Kingdom of Malaysia, but Singapore has grown rapidly and become an International port. While in Aceh, the government made Sabang an International port.

Pola Kerjasama atau Perkongsian Dagang sudah lama dikenal oleh masyarakat Aceh. Dahulu, disamping berprofesi sebagai petani dan nelayan, masyarakat Aceh sebagian besar juga berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha. Negara Aceh yang berhasil menjalin kerjasama dengan dunia internasional membuka peluang rakyatnya untuk bermitra dagang dan membuka cabang usaha hingga ke Turki. Pedagang-pedagang asing juga banyak yang menjalin kerjasama dengan pedagang Aceh, terutama pedagang Singapura. Waktu itu Singapura masih dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Malaysia, namun Singapura telah berkembang pesat dan menjadi pelabuhan Internasional. Sedangkan di Aceh, pemerintah menjadikan Sabang sebagai pelabuhan Internasional.

Honesty is always put forward in the principle of cooperation or cooperation. They will make a bookkeeping record as a recording of the transaction. The profit is agreed upon by the amount of capital, in present terms is the stock. The trading business is usually not all the capital owners involved in running the business. The business is run by one shareholder who understands business and trade sciences. The person who runs the business gets a bigger part, this is because besides the capital of the person also uses his energy and his mind for the progress of the business.

Kejujuran selalu dikedepankan dalam prinsip kerjasama ataupun perkongsian. Mereka akan membuat catatan pembukuan sebagai rekaman transaksi. Keuntungan disepakati menurut besarnya modal, dalam istilah sekarang adalah saham. Usaha dagang biasanya tidak semua pemilik modal terlibat dalam menjalankan usaha. Usaha dijalankan oleh salah satu pemegang saham yang mengerti ilmu bisnis dan perdagangan. Orang yang menjalankan usaha dagang mendapat bagian lebih besar, hal ini dikarenakan disamping modal orang tersebut juga menggunakan tenaga dan pikirannya untuk kemajuan usaha.

IMG_20180520_160501.jpg

Profits are always calculated at the end of each year, each capital owner taking part. There are also those who add profits to the capital. The greater the capital the greater the profit. However, it is not uncommon for investors to take profits in the early months of the month and the act is included in the loan, at the time of profit sharing, the loan is deducted. Any costs incurred from operations will be borne together as well as the loss of the joint venture shall be borne together. This is where the key to honesty and mutual trust is needed for the advancement of trade duty.

Keuntungan selalu dihitung setiap akhir tahun, masing-masing pemilik modal mengambil bagiannya. Ada juga yang menambahkan keuntungan ke dalam modal. Semakin besar modal maka keuntungan semakin besar. Namun, tidak jarang juga pemodal mengambil keuntungan di awal-awal bulan berjalan dan perbuatan tersebut dimasukkan ke dalam pinjaman, pada saat pembagian keuntungan, pinjaman tersebut dipotong. Segala biaya yang timbul dari operasional akan ditanggung bersama begitu juga dengan kerugian dari kongsi dagang tersebut menjadi tanggungan bersama juga. Disinilah kunci kejujuran dan saling percaya dibutuhkan demi kemajuan usaha perkongsian dagang.

The ancient Acehnese were famous for their honesty, as they still cling to the teachings of religion, the government also oversees every citizen who violates the law and custom. Faith and perseverance make the people of Aceh respected by the nations of the world. The Aceh court system was not familiar with lawyers. To substantiate the arguments and accusations citizens have to swear in court. Although rare, if there is a dispute in a trade duty effort, then the oath is a way out to defend opinions. Yet the Atjehnese were rarely willing to take an oath, because in the belief the oath was an act of back to religion or in Aceh's term "Boëh Tuhan" (back to God). If the dispute has been leveled, one of them will succumb, however they will avoid swearing.

Orang Aceh jaman dahulu terkenal dengan kejujurannya, dikareanakan mereka masih berpegang teguh pada ajaran agama, pemerintah juga mengawasi setiap warga negara yang menyalahi hukum dan adat. Keimanan dan keteguhan menjadikan masyarakat Aceh dihormati oleh bangsa-bangsa di dunia. Sistem pengadilan Aceh ketika itu belum mengenal adanya pengacara. Untuk menguatkan argumen dan tuduhan warga harus bersumpah di pengadilan. Walaupun jarang terjadi, bila timbul perselisihan dalam usaha perkongsian dagang, maka sumpah adalah jalan keluar untuk mempertahankan pendapat. Namun orang Aceh ketika itu jarang sekali mau mengangkat sumpah, karena dalam keyakinan sumpah merupakan perbuatan membelakangi agama atau dalam istilah Aceh "Boëh Tuhan". Jika perselisihan sudah ketingkat tersebut, salah satu dari mereka akan mengalah, bagaimanapun mereka akan menghindari bersumpah.

IMG_20180510_135816.jpg

During the occupation of the Netherlands, the judicial system was already a lawyer and the presence of a notary. Trade fellowship is required to be registered in a notary by the colonial government. At that time the Acehnese knew the terms of trading business entities such as the Fa (Firma), CV (Commanditaire Vennootschap) and NV (Naamloze Vennootschap). Everything means a business entity in Dutch. In the deed of establishment, the notary incorporates the rules, shareholders, management, type of business, profit and loss risk and various kinds of trade union. In the event of a dispute, the court and the lawyer shall study the dispute and shall be guided by the deed of incorporation established by the notary. When the country of Aceh under Dutch control, little by little the morale of Aceh society eroded and cheated. Disputes are frequent, and the people of Aceh are seen as despicable by the colonials, except those who favor the Dutch. Moral damage continues until under the control of the Indonesian government even pointed out the more severe.

Pada masa pendudukan Belanda, sistem peradilan sudah ada pengacara serta hadirnya notaris. Persekutuan dagang diwajibkan terdaftar di notaris oleh pemerintah kolonial. Saat itu orang Aceh mengenal istilah-istilah badan usaha perdagangan seperti Fa (Firma), CV (Commanditaire Vennootschap) dan NV (Naamloze Vennootschap). Semuanya berarti badan usaha dagang dalam bahasa Belanda. Dalam akte pendirian, notaris memasukkan aturan-aturan, pemegang saham, pengurus, jenis usaha, resiko untung rugi serta berbagai macam terkait perkongsian dagang. Bila terjadi perselisihan, maka pengadilan dan pengacara akan mempelajari perselisihan tersebut serta berpedoman pada akte pendirian badan usaha yang disahkan oleh notaris. Ketika negeri Aceh dibawah kendali Belanda, sedikit demi sedikit moral masyarakat Aceh tergerus dan bertindak curang. Sengketa sudah sering terjadi, dan masyarakat Aceh dipandang hina oleh kolonial, kecuali orang-orang yang berpihak kepada Belanda. Kerusakan moral berlanjut hingga dibawah kendali pemerintah Indonesia bahkan disinyalir semakin parah.