Hari ini saya masih membahas setting (tempat) di Aceh, berbeda dengan sebelumnya kali ini saya akan membahas tempat yang berada di daerah saya sendiri, yaitu Banda Aceh. Pada tanggal 26 Desember 2004, Aceh ditimpa oleh dahsyatnya gelombang tsunami. Akibat kejadian itu tidak hanya memakan korban yang tak terhitung jumlahnya, tetapi juga terdapat fenomena nyata yang tidak masuk akal, terdapat dua hal yang menjadi bukti bahwa Aceh telah di landa tsunami tahun 2004 silam, mari simak terus
Gambar pertama adalah gambar kapal di lautan, namun kapal tersebut telah di bawa oleh dahsyatnya gelombang tsunami ke salah satu atap rumah penduduk yang berada di Lampulo. Dahsyatnya gelombang tsunami dapat kita buktikan dengan hancurnya rumah-rumah penduduk, anak terpisah dari orang tuanya atau sebaliknya, saya sendiri salah satu korban tsunami, sebelum tsunami saya bertempat tinggal di Kampung Mulia. Namun Alhamdulillah tidak ada korban hanya saja kami terpisah beberapa jam, saya dibawa lari oleh ibu saya, dan kakak saya dibawa lari oleh ayah saya. Saya salah satu orang yang melihat betul dengan jelas kapal berwarna hijau yang dibawa oleh gelombang tsunami, pada saat itu saya duduk di sekolah dasar kelas dua, saya sewaktu itu ingin melihat kapal yang dibawa oleh gelombang tsunami tanpa mau berlari, dikarenakan saya tidak tau bahwa tsunami berdampak menghancurkan, saya hanya mendengar teriakan masyarakat yang mengatakan air laut sudah naik, namun ibu sayalah yang telah menarik saya agar tidak terkena gelombang tsunami. Cuaca sewaktu tsunami tidak lain adalah mendung, kejadian itu terjadi di pagi hari ketika saya sedang menonton film Shinchan.
Gambar diatas adalah gambar kapal yang tersangkut di salah satu rumah penduduk, namun sekarang sudah menjadi salah satu wisata, bahkan sudah dibuat jembatan agar masyarakat bisa menaiki kapal tersebut. Ketika tsunami melanda Banda Aceh pada 2004 silam, masyarakat kerap mengatakan bahwa tsunami adalah kiamat kecil. Tsunami Aceh juga termasuk salah satu bencana alam di dunia yang terhebat. Kejadian tsunami pada 2004 silam sering dikaitkan dengan masyarakat Banda Aceh, bahwa kejadian tersebut sebagai bala (balasan) atau teguran dari perbuatan masyarakat Aceh. Sebelum tsunami melanda masyarakat di Banda Aceh, perjudian dan lain sebagainya sering ditemukan di kota ini.
Gambar kedua adalah gambar kapal generator listrik milik PLN, yang panjangnya 63 meter. Kapal ini memiliki 1.900 meter persegi dan bobot 2.600 ton. Kapal ini dibawa oleh gelombang tsunami ke daerah Punge Blang Cut, Jaya Baru, kota Banda Aceh. Dengan bobot yang besar memang sulit dibayangkan bagaimana bisa kapal sebesar itu terhempas oleh gelombang tsunami? Namun inilah kenyataannya. Bahkan sekarang kapal tersebut sudah menjadi sebagai salah satu tempat wisata, dan banyak wisatawan dari luar daerah khusus mendatangi Aceh hanya untuk melihat kapal PLTD Apung tersebut.
Ketika saya hendak mengambil gambar, sangat disayangkan karena PLTD Apung tidak dibuka, namun saya tetap masih bisa mengambil gambar dari luar. PLTD Apung atau sering disebut dengan "kapal apung", pada saat ini tidak hanya sebagai wisata yang biasa-biasa saja, namun telah di ubah menjadi satu wisata yang sangat indah, dikarekan di halaman kapal apung sudah terdapat air pancuran, hiasan-hiasan dari batu, kursi yang biasa dijadikan sebagai alat untuk Selfi bagi kalangan anak muda, dan akhir-akhir ini pengunjung dapat langsung masuk ke dalam kapal.
Hanya ini yang dapat saya sampaikan pada hari ini, bagi teman-teman yang hendak ke Banda Aceh mari kunjungi tempat-tempat yang diatas, terima kasih sudah selalu membaca postingan-postingan saya, terus ikuti ya teman-teman, masih ada 2 tempat lagi yang akan saya paparkan.
New Telegram Free BTC bot
Please Use My Referral Link! Thanks