Biaya Peluang: Tentang Pilihan dan Keputusan

in #indonesia7 years ago (edited)

Salam teman-teman Steemian,

Setiap hari, kita dihadapkan pada pilihan. Mulai dari bangun tidur, kita dihadapkan dengan pilihan untuk tetap meringkuk di bawah selimut yang hangat atau menyibakkannya kemudian memulai aktivitas lebih pagi. Ketika akan sarapan, kita juga dihadapkan dengan banyak pilihan menu, misalnya antara nasi goreng dan nasi rames, telur ceplok atau telur dadar, pakai tempe mendoan atau pakai tahu goreng, dan lain-lain. Begitu juga ketika akan mengakhiri hari, kita pun masih harus menentukan pilihan, misalnya antara tidur lebih awal dan bangun lebih pagi kemudian mengerjakan pekerjaan yang belum selesai atau mengerjakan pekerjaan yang belum selesai, kemudian tidur dan tidak masalah jika bangun lebih siang.

Kita akan lebih mudah memilih ketika kita sudah tau mana yang harus lebih diprioritaskan atau mana yang lebih kita sukai, atau mana yang lebih baik. Namun terkadang, menentukan pilihan menjadi sulit jika kita menganggap kedua opsi tersebut sama-sama penting, sama-sama bagus, sama-sama ingin kita miliki, sama-sama harus diprioritaskan, atau bahkan bisa menentukan masa depan. “Bikin galau,” begitu kata anak muda jaman sekarang.

Pernahkan teman-teman Steemian mengalami hal seperti itu?

Kalau saya pernah, bahkan sering, karena saya orang yang suka galau. Bahkan menentukan menu makan saja, saya membutuhkan waktu lama, sampai terkadang berakhir dengan “makan mie instan aja deh.”

Begitu juga dengan seminggu kemarin. Saya mengalami kegalauan untuk menentukan pilihan. Bukan, bukan memilih gojek atau grab maupun mencari jodoh sendiri atau dijodohkan, melainkan memilih antara bertahan tetapi dengan terpaksa atau berhenti tetapi saya kehilangan salah satu sumber penghasilan.

Namun setelah berpikir selama seminggu; dengan menimbang, mengingat, memperhatikan dan kemudian memutuskan, saya pun berhasil memilih!


dublin-famous-colorful-doors-422844.jpeg

Sumber


Berkaitan dengan pilihan dan keputusan, saya mengingat sebuah istilah yang saya dapatkan ketika menimba ilmu di bangku kuliah di fakultas ekonomi (Alhamdulillah ada ilmu kuliah yang nyangkut di otak :D). Adalah opportunity cost atau biaya kesempatan atau biaya peluang. Jika didefiniskan, opportunity cost adalah biaya yang timbul ketika kita lebih memilih suatu opsi atau kegiatan dibandingkan opsi atau kegiatan lain.

Atau bisa juga diartikan dengan sejumlah biaya yang berpotensi untuk hilang dan harus dikorbankan ketika kita melepas sesuatu untuk mendapatkan sesuatu lainnya.

Meski terdapat kata cost di dalamnya, istilah opportunity cost tidak selalu digunakan untuk hal yang berkaitan dengan uang, tetapi juga bisa berkaitan dengan waktu, keuntungan, kesenangan, dan lain sebagainya.

Misalnya, ketika seorang ibu memilih untuk bekerja, ia harus rela kehilangan waktunya bersama anak-anak. Atau ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk merekrut karyawan baru, ia harus rela kehilangan sejumlah biaya untuk proses rekrutmen dan gaji karyawan baru tersebut. Atau ketika seseorang memilih untuk menabung, ia harus rela kehilangan kesenangan yang mungkin bisa ia dapatkan dengan uang tersebut saat itu juga.

Nah kerelaan-kerelaan inilah yang disebut opportunity cost, “biaya” yang harus dibayar untuk melakukan sebuah kegiatan yang menjadi pilihan. Pastikan untuk melakukan pertimbangan dan memilih opsi yang tepat, khususnya untuk masa depan yang lebih baik.

Jika bingung ketika ingin membuat keputusan sendiri, mintalah pendapat orang yang kita percaya. Jangan sampai mengeluarkan atau menginvestasikan “biaya” kita pada pilihan yang salah, yang bisa membuat kita rugi di masa depan.


Sekian dan terima kasih sudah membaca.

Terima kasih juga kepada kurator Indonesia @aiqabrago, @levycore, dan @mariska.lubis serta teman-teman Komunitas Steemit Indonesia atas dukungannya.

Salam

Follow Me.jpg

Sort:  

Congratulations @aidasania! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

<p dir="auto"><a href="http://steemitboard.com/@aidasania" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="This link will take you away from hive.blog" class="external_link"><img src="https://images.hive.blog/768x0/https://steemitimages.com/70x80/http://steemitboard.com/notifications/posts.png" srcset="https://images.hive.blog/768x0/https://steemitimages.com/70x80/http://steemitboard.com/notifications/posts.png 1x, https://images.hive.blog/1536x0/https://steemitimages.com/70x80/http://steemitboard.com/notifications/posts.png 2x" /> Award for the number of posts published <p dir="auto">Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.<br /> For more information about SteemitBoard, click <a href="https://steemit.com/@steemitboard" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="This link will take you away from hive.blog" class="external_link">here <p dir="auto">If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word <code>STOP <blockquote> <p dir="auto">By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how <a href="https://steemit.com/steemitboard/@steemitboard/http-i-cubeupload-com-7ciqeo-png" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="This link will take you away from hive.blog" class="external_link">here!

Pilihan menentukan keputusan dan keputusan inilah yang menentukan masa depan. Untuk itulah jangan sampai salah pilih, pikirkan semua dengan matang. Tapi juga harus ingat, jangan terlalu banyak mikir.

Iya betul mbak, kalau kebanyakan mikir malah kesuwen memutuskannya hehe