Premateur & Nama Agar Sehat

in #busy7 years ago

Waktu itu hari jum'at. Tanggal 20 oktober 1988. Seorang Ibu bernama Khalijah. Dia meringis kesakitan. Tiada kira rasa sakit yang dirasakannya.

"Ya ALLAH, selamatkan aku dan anakku," kata Ibu tersebut.

FB_IMG_1507954363172.jpg

Ya, ibu itu akan melahirkan seorang anak. Yang kemudain hari menuliskan kisah perjalanan hidupnya di @steemit

Desas-desus yang terdengar. Entah benar atau tidak. Masa kandungan sang anak tidak sampai enam bulan. Itu pertanda anak yang dilahirkannya premateur.

Kabarnya, Ibu itu tetap bekerja. Meskipun sedang hamil. Asupan gizi yang kurang. Membuatnya harus merasakan sakit melahirkan sebelum waktu ibu-ibu lain melahirkan anaknya.

Setelah perjuangan penuh lelah dan doa. Akhirnya tangis anak itu membuat se-isi rumah sakit bahagia. Bagaimana bisa orang tertawa diatas tangis bayi mungil itu. Mungkin permasalahan ini yang sulit ditemukan muara solusi.

Melihat besarnya bayi, katanya sih hanya sebesar dua telapak tangan disatukan. Sungguh kecil. Sang dokter berkata kepada Ibu Khalijah bermarga Lubis asal Rao, Pasaman, Sumatera Barat.

"Ibu, anaknya premateur," kata di dokter

Ibu itu masih diam seribu bahasa.

"Kalau berkenan, anaknya dirawat disini saja," lanjut si dokter.

"Berapa biayanya dok," tanya Ibu Khalijah tersebut.

Biaya? Ya, 20 oktober 1988. Saat dia melahirkan anaknya. Dana yang ada di saku suaminya tidak cukup untuk membayar baiaya perawatannya. Apalagi ditambah perawatan bayi pertamanya.

Setelah berdiskusi. Ibu Khalijah dengan suaminya bernama Subeir. Akhirnya kata sepakat muncul. "Pulang saja".

Solusi mantap bin luar biasa. Membawa istri pulang dan bayi. Memang bukan solusi yang terbayang dalam benak si dokter. Tapi itulah pilihan saat itu.

IMG_20171122_194849.jpg

Kata Ibu Khalijah. Dia menghangatkan tubuh anaknya dengan ramuan tradisional. Berbagai rempah-rempah dibakar. Kemudian setelah api mengecil dan menyisakan arang rempah. Tubuh bayi pun di hangatkan diatas kehangatan bara rempah.

Begitilah pesan tetangga, orang pintar, dukun anak dan berbagai macam nasehat orang.

Cerita si ayah yang bernama Subeir dengan marga Hasibuan. Dia bingung, saat bayi itu ditanya nama

"Siapa nama anakmu," tanya banyak mulut yang mengarah kepadanya.

Dalam kebingungan. Dia hanya bisa mengatur nafas dan menutup mata sembari berdoa " Ya Tuhan, sudah selamat saja istri dan anakku, aku sudah bersyukur, berilah petunjuk untuk nama anak kami," pinta Pak Subeir dalam hatinya.

Suatu waktu, seorang yang disebut orang pintar. Dia dibilang orang pintar karena kemampuannya membaca dan melihat kejadian yang tidak biasa dilihat oleh mata orang biasa.

Waktu itu, dia menyapa Pak Subeir. "Namanya Andrian saja," saran si orang pintar.

"Kenapa?" Tanya Pak Subeir.

"Biar anakmu sehat dan panjang umur, dia premateur kan?" Jawab orang pintar sekaligus menambah pertanyaan yang tidak perlu dijawab.

"Andrian Habibi saja, biar dia seperti Baharuddin Jusuf Habibie (B.J. Habibie)" jawan si ayah dari bayi mungil itu.

Ya. Anak yang lahir pada 20 oktober 1988 itu bernama Andrian Habibi. Nama yang didapat dengan harapan sehat selalu. Begitulah awal di anak lahir dan memiliki nama.

IMG_20171214_101600_250.jpg

Saat ini, si anak sedang mengetikkan kisah tersebut. Sebagai perkenalan kepada para @steemian. Semoga "introducing my self" berlanjut untuk memberikan pengenalan langkah juang anak dengan nama Andrian Habibi.

Mari menulis ulang kisah kita

IMG-20180206-WA0000.jpg Andrian Habibi | @andrianhabibi

Sort:  

Haru
Ibu di kakinya ada surga

salam sukses untukmu bang..
terharu aku bacanya, tisu mana tisu?

Hahahahaha masak sih... jangan gitu dunk. Ini tisi sudah banyak habis.

Jadi terharu. Ingat ke dua orang tua. Begitu besar jasa mereka terhadap anak-anaknya. Semoga kita menjadi anak yang berbakti kepada ke dua orang tua kita. Karena perjuangan mereka untuk anak-anaknya tanpa batas,tanpa syarat, dan sampai akhir khayat mereka. Aku terharu.