Malam ini tiba-tiba muncul ajakan ngopi dari seorang teman di group whatsapp alumni SMP. Ada salah seorang anggota group yang sekarang sudah jadi guru di salah satu SMK di Pidie Jaya yang berkunjung ke Banda Aceh.
Saya dan seorang teman yang merupakan Dosen salah satu universitas di Bireuen sedang menikmati makan malam di salah satu warung nasi di Lampaseh Kota, bergegas menyelasaikan makan kami untuk menuju ke salah satu warung kopi yang sudah disepakati yaitu Warkop 3 in 1 dikawasan Lampineung, Banda Aceh.
Setibanya kami di warkop 3 in 1 ternyata teman yang mengajak belum sampai, kami berinisiatif mengambil tempat terlebih dahulu dan memesan minum. Beberapa saat setelah minuman sampai, teman yang bernama Ansharuddin menghubungi saya menanya kan apakah sudah sampai dan saya jawab sudah. Tidak lama dia muncul dan menghampiri meja saya dan pak dosen yang bernama Fauzi.
Ansharuddin datang dan menyalami kami, saya menyambutnya seperti biasa karena sudah beberapa kali bertemu dengan dia. Tetapi berbeda dengan teman saya Fauzi, dia begitu surprise dan dan bahagia ketika menyalami Ansharuddin, ternyata sudah 20 tahun meraka tidak pernan ketemu sejak kami menyelesaikan pendidikan SMP kami di Lueng Putu.
Obrolan pun berlanjut diiringi dengan canda tawa mengenang masa-masa indah dimasa SMP dulu. Fauzi banyak mempertanyakan pertumbuhan fisik Ansharuddin dimana dulu dia berbadan kecil tetapi sekarang sudah tinggi besar.
Tidak lama setelah itu, teman kami Turmizi yang sekarang berdinas di KIP Provinsi Aceh datang dan menghampiri kami. Begitu juga obrolan berlanjut membahas segala hal dari urusan rumah tangga, perkerjaan, nostalgia, sampai urusan bisnis.
Begitulah warung kopi di Aceh, punya banyak sisi positif selain sebagai tempat nongkrong menghabiskan waktu berjam-jam tapi juga sebagai tempat ajang menyambung silaturrahmi, urusan bisnis sampai urusan rumah tangga sekalipun.
Ansharuddin (kiri) dan Fauzi (kanan)