Assalamualaikum Wr. Wb. Gimana kabarnya hari ini sahabat steemit, semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Kebetulan hari masih suasana hari lebaran maka saya ingin berbagi sebuah artikel tentang menyangkut adat istiadat Aceh dalam peumulia jame (penyambutan tamu) yaitu Ranup.
Siapa yang tidak kenal dengan daun sirih, warnanya hijau dan bentuknya melebar kesamping, tetapi lancip ke ujungnya. Daun yang ukurannya hampir sebesar telapak tangan orang dewasa ini, sangat kaya dengan beragam kegunaan dan bermacam khasiat.
Masyarakat Aceh dari sejak dahulu sampai sekarang masih menggunakan daun sirih sebagai teman menguyah biji buah pinang. Selain itu, daun sirih untuk pembalut biji buah pinang di Aceh di kenal sebutan "Ranup".
Ranup di Aceh hanya disuguhkan dalam momen dan kesempatan tertentu saja, seperti upacara adat perkawinan. Upacara peumulia jame (penyambutan tamu). Dalam beberapa upacara adat tertentu, tanup di letakkan ke dalam cawan yang terbuat dari logam kuningan. Bahkan dalam adat perkawinan itu ranup di susun dan di tata hingga membentuk kerucut setinggi paha orang dewasa.
Ranup menjadi simbol bahkan menjadi salah satu tradisi yang diutamakan serta dakral dalam upacara adat perkawinan dan peumulia jame, "Ranup masih di sakralkan sebagai umpama tamsilan pengganti lidah dan lisan, dalam prosesi meminang, pesta perkawinan, maupun peumulia jame, sirih tetap diutamakan. Ranup merupakan salah satu syarat yabg tidak boleh terlewat dalam prosesi adat tersebut.
Ranup juga lambang kemuliaan bagi masyarakat Aceh. Karena itu, tak jarang jika dalam prosesi peumulia jame (penyambutan tamu yang datang) juga masih ada suguhan ranip lam bate. Tujuannya tidak lain adalah untuk lambang persaudaraan.
Semoga artikel ini bermanfaat khususnya bagi masyarakat Aceh.
[ENGLISH]
Assalamualaikum Wr. Wb. How is it said today steemit friend, may we always in the protection of Allah SWT. Incidentally the day is still the atmosphere of Eid day then I want to share an article about the customs of Aceh in peumulia jame (welcome guests) is Ranup.
Who are not familiar with betel leaves, color Green and shape widened laterally, but pointed to the ends. Leaves size almost of Palms adults, the very rich with a variety of usability and various properties.
Acehnese of since the first to now still using betel leaves as a friend menguyah seeds fruit Pinang. In addition, betel leaves for dressing seeds fruit Pinang in Aceh known as "ranup".
Ranup in Aceh only served in a moment and opportunity certain, such as the ceremony marriage. Ceremony peumulia Jame (welcome guest). In some ceremony particular, tanup placed into the Cup made of metal brass. Even in the traditional marriage was ranup in stacking and in order to form a cone as high as thighs adults
Ranup be a symbol even be one of the tradition of preferred and dakral in ceremony marriage and peumulia Jame, "ranup still in sakralkan as a model simile replacement tongue and oral, in the procession proposed, wedding, and peumulia Jame, betel still take precedence. Ranup is one of the terms yabg should not be missed in the procession custom.
Ranup also symbol glory for the Aceh. Therefore, did not rarely if the procession peumulia Jame (welcome guest coming) also there are still treats ranip Lam Bate. The goal is not the other is to symbol Brotherhood.
Hopefully this article helpful especially for the Aceh.
cah rauh jak ba ranup
Nyoe nyan 😀