“Janganlah lihat dia hari ini tapi lihatlah proses yang dia lalui untuk mencapai seperti sekarang”. Sebuah Kutipan Perkataan Sasuke kepada Boruto (Naruto: Boruto Next Generation).
Melihat orang-orang sukses dan berhasil hari ini memang terkadang membuat kita dengan mudahnya berkata, kamu sekarang enak? Kamu iyalah? Dan berbagai ungkapan lainnya yang timbul. Tapi, pertanyaannya pernahkah kita berpikir proses yang mereka lalui untuk mencapai tingkatan tersebut yang tentunya tidak akan pernah mudah. Nah, sisi inilah yang sedikit menceritakan sedikit kisah atau pengalaman yang saya alami sendiri.
Perkenalkan nama saya Anhar Fazri, mempunyai mimpi besar untuk menaklukkan dunia dan mendengar itu membuat semua orang tertawa. Karena, mana mungkin seorang Anhar yang mempunyai IQ rendah seperti saya (begitulah ungkapan kawan-kawan semasa sekolah) bisa mencapai hal tersebut. Dan seorang Anhar jangan got, lidi pun tidak bisa dilewati. Begitulah, banyak hal yang saya alami ketika masa-masa sekolah karena selain mempunyai nilai yang bisa dibilang tidak begitu baik saya juga tidak pintar. Bisa dikatakan tidak satupun yang spesial dari seorang Anhar pada waktu itu.
Hal tersebut berubah ketika sang ayah memanggil, “Anhar, bisa kesini sebentar?”. Bisa abah (saya memanggil ayah dengan sebutan abah), “Kamu ingin kuliah?”. Iya yah (Jawab saya).
“Kalau kamu ingin kuliah kita tidak ada uang sama sekali, tapi kalau kamu ingin kuliah itu ada motor butut, yang sudah rusak dan tidak terpakai sudah lima tahun, nanti kita perbaiki dan kita buat becak”. Jelas Abah
“Abah hanya ingin melihat kamu duduk bangku kuliah, duduk saja, bukan kuliah, karena dengan kamu duduk saja sudah membuah bangga abah, karena abah tidak pernah merasakannya.” Lanjut Abah
Inilah, perkataan dari sang Ayah yang menjadi pelecut semangat seorang Anhar untuk bermimpi lebih tinggi dan mengejar mimpinya tersebut, serta yang pastinya untuk membuktikan bahwa seorang Anhar tidak seperti ungkapan-ungkapan tersebut. Untuk terus maju, satu hal yang saya pikirkan adalah perjuangan akan selalu membutuhkan pengorbanan. Dan jangan pikirkan apa kata mereka, tapi buktikanlah bahwa apa yang mereka katakan itulah salah dan jadikan sebagai cambuk semangat.
Dengan modal becak dari motor butut tersebut, dan juga sembari berjualan pada setiap hari libur terkumpullah uang sekitar 700 ribu pada tahun 2006 (pasca 2 tahun tsunami) untuk berangkat ke Banda Aceh. Perjalanan yang tentu sangat melelahkan karena waktu itu jalan menuju ke Banda Aceh belum bagus dan masih mengalami tahapan rekontruksi yang mengharuskan perjalanan memutar melalu Gempang, Tangse yang tentunya memakan waktu yang lebih lama.
Setibanya di Banda Aceh, pertualangan baru sang Tukang Becak pun dimulai, menginap dimanapun yang penting bisa daftar di kampus jantong hateu rakyat Aceh, yaitu di Unsyiah dan IAIN Ar-Raniry. Dan perjuangan mengikuti seleksi terus diikuti hingga selesai dan menunggu proses pengumuman yang memakan waktu beberapa bulan setelahnya. Dan alhamdulillah rasa senang dan bahagia karena lewat di dua kampus tersebut, dan saya memilih untuk kuliah di IAIN Ar-Raniry, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Fakultas Dakwah, yang tentunya membawa saya kebagian selanjutnya. Perjuangan dengan biaya sekedarnya dan berusaha untuk mandiri serta bekerja serabutan untuk menunjang kuliah menghantarkan saya meraih predikat istimewa di tingkat fakultas yang memberikan sebuah kebanggaan buat orang tua saya.
Selanjutnya, selesai kuliah orang tua saya kembali memanggil saya pas dihari wisuda, beliau berkata “harapan saya telah berhasil kamu sempurnakan dengan meraih gelar sarjana, dan sekarang kamu mau kemana?”, karna kalau kamu di Banda Aceh kita tidak ada biaya lagi, dan kalau kamu pulang kampung, kamu bisa berkerja di kantor pemerintah”. Ungkap Abah.
Saya hanya menjawab “saya akan tetap di Banda Aceh, dan berusaha melanjutkan kuliah ke jenjang selanjutnya, dan yang saya butuhkan cuma do’a abah dan mak”. Ungkap saya.
Dan itulah, saya terus berusaha mengejar impian untuk bisa keluar negeri dengan bermodal bahasa inggris ala-ala anak desa, saya terus berusaha memberikan sebuah kebanggaan buat orang tua saya. Cita-cita tersebut terus saya kejar dengan mendaftarkan segala persyarakat untuk kelengkapan dokumen, dan saya mendaftarkan ke Kanada, karena cita-cita saya paling tinggi harus bisa menaklukkan eropa, seterusnya saya mendaftarkan diri ke China, karena saya berkeinginan bisa di Asia, dan kalau tidak lolos ke luar negeri saya harus bisa kuliah di luar Aceh, dan pada akhirnya saya juga mendaftarkan diri ke Universitas Padjajaran Bandung. dan ternyata ke tiga-tiga kampus tersebut saya berhasil lolos berbagai tahapan seleksi. Dan saya memilih China, karena saya ingin menguasai banyak bahasa.
Alhamdulillah, selesai kuliah di China saya sekarang menjadi salah seorang tenaga pengajar di kampus di Aceh Barat, dan inilah yang menjadikan sebuah ungkapan orang, kamu enak, kami apalah. Akan tetapi, mereka tidak pernah melihat lika liku proses yang dijalani.
Inilah sepenggal kisah saya, yang tentunya mengikuti juga sebuah pepatah “siapa yang sungguh, dia mendapat”, karena bukanlah orang yang pintar yang akan berhasil, namun kegigihanlah yang akan mengantarkan orang tersebut ke sebuah kesuksesan.
Namun, seorang Anhar akan selalu menjadi kawan dan teman siapa saja dan rela membantu siapapun yang membutuhkan. Karena, seorang Anhar seperti namanya Anhar Fazri yang mempunyai arti “sungai dan pagi” yang tentunya keduanya mempunyai makna sungai adalah air akan selalu memberi kehidupan dan fajar atau pagi adalah awal untuk terus mengejar apapun yang ingin dikejar.
Salam semangat, semoga kita senantiasa diberikan keberhasilan sesuai dengan yang kita impikan.
Selamat ultah bang @popon
Terharu dan sangat menginspirasi kisah pak @anharfazri. Semoga sehat dan terus berkarya, Pak.
Semangat terus untuk berkarya...Hahahahaha... Terima kasih bang @daentepi...
Insyaallah, Pak @anharfazri. Iya, selamat ya sudah memenangkan lomba itu 😄😉
sangat luarbiasa perjuangan bang @anharfazri semoga saya bisa mengikuti jejak anda :)
Terima kasih bang @popon, dan semoga kita terus berusaha memberikan yang terbaik.
Terima kasih atas postingannya, dan atas memotivasinya pak
Sama-sama @nasrijal... Bermimpilah sesuka hati kita, tapi jangan lupa bangun dan kejar impian terswbut.heheheh
Well, sepakat sekali dengan kisah pak anhar..memang perjuangan dalam pendidikan itu ga seindah apa yang dilihat orang lain ketika kita sudah sukses. Banyak jalan berliku penuh air mata.
Tulisan yg sangat menginspirasi buat orang lain agar tdk berputus asa dalam meraih jenjang pendidikan. Selamat atas kemenangannya pak.
Terima kasih buk, memang pada dasarnya proses lah yang paling sering perlu, dengan mengikuti proses banyak hal yang bermanfaat menjadi pengalaman yang berharga buat kita...
kisahnya keren bg, semoga saya bisa seperti abg. selamat sudah memenangkan kontes ini bg
Hahaha... Terima kasih @finielmanik... Saya hanya berbagi pengalaman, dan tentunya kita harus selalu semangat dalam menjalani proses yang terjadi apapun itu.
Subhanallah, Pak. Perjuangan yang luar biasa. Saya terharu bacanya, benar-benar sangat menginsiprasi.