Korban keganasan wabah Corona terus bertambah dari hari ke hari. Memang ada beberapa yang sembuh, tapi tidak lantas hal itu menjadi dalil bagi kita untuk berleha-leha sembari berteriak "kita hebat!"
Negara sekeren Italia saja kewalahan menghadapi wabah besar ini. Spanyol pun begitu. Kroasia justru dilanda gempa di tengah wabah. Arab Saudi berlakukan jam malam dan kemudian menutup beberapa kota.
Amerika jangan ditanya, biar itu menjadi urusan Trump. Dunia sudah begini negara itu masih bersitegang dengan Iran. Dua-dua keras kepala. Yang ada di kepala mereka hanya perang.
Soal dampak wabah, sudah banyak sekali tokoh-tokoh besar yang terpapar virus ini, padahal soal kehati-hatian dan kebersihan mereka jawara. Yang terbaru sebut saja Martti Ahtisaari di Finlandia dan Charles di Inggris.
Jadi bukti apalagi yang dibutuhkan parte klo prip di Indonesia Raya ini untuk mengesankan bahwa wabah ini memang berbahaya bagi kemanusiaan?
Bagi yang beragama, ajaran agama sudah jelas mengajarkan agar kita berdoa dan lalu berusaha baru kemudian bertawakkal alias menyerahkan diri pada takdir Tuhan.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah memang sudah mulai melakukan langkah-langkah menyikapi wabah ini. Tapi diakui atau pun tidak, langkah-langkah itu masih jauh dari harapan untuk bisa memutus rantai penyebaran wabah.
Gilanya lagi, beberapa jenis kebutuhan pokok sudah mulai naik. Kondisi ini tentu akan membuat rakyat panik dan kewalahan.
Di Aceh misalnya, harga gula sudah mulai berada pada angka kurang ajar. Bukan tidak mungkin beberapa hari ke depan kehidupan akan semakin sulit jika pemerintah masih sibuk dengan pemindahan ibu kota atau agenda-agenda lain yang sebenarnya kurang penting untuk kondisi darurat semacam ini.
Jika pemerintah pusat terus "santai" menyikapi keadaan, maka pemerintah daerah harus "mengambil alih" demi menyelamatkan rakyat yang telah memilihnya dalam pemilu yang penuh dengan kebisingan janji-janji -- yang sebagiannya hanya omong-kosong.
Saya pikir, saat inilah momentum paling tepat bagi Tuan-Tuan Gubernur, Bupati dan Tuan Walikota untuk sekali saja berjuang bersama rakyat.
Jika pun Tuan-Tuan lupa menjadi pemimpin di masa lalu, maka jadilah pemimpin bagi rakyat untuk kali ini saja. Segera lakukan lockdown atau apa pun namanya demi keselamatan rakyat sembari mengalihkan semua anggaran untuk membendung penyebaran wabah agar tidak terus meluas. Selain itu pastikan juga ketersediaan makanan pokok bagi rakyat dan biaya hidup bagi mereka yang harus meninggalkan pekerjaan.
Kapan lagi rakyat bisa menikmati uang yang bermilyar-milyar atau triliyunan itu kalau bukan sekarang, saat kondisi genting dan sekarat?
Sekali lagi. Jadilah pemimpin untuk kali ini saja. Nanti ketika wabah sudah berlalu silakan Tuan-Tuan kembali ke "habitat" semula.
Dalam kondisi normal, saya yakin, tanpa pemimpin pun rakyat masih bisa hidup. Tapi tidak untuk kondisi ini.
Jadilah pemimpin kali ini saja. Sekali saja, seumur hidup Tuan-Tuan. Setidaknya di kemudian hari pilihan ini bisa menjadi satu-satunya kenangan manis Tuan-Tuan bersama rakyat.
Jadi, sekali saja, Tuan-Tuan. Lepas itu, terserah Tuan!
Posted from my blog with SteemPress : http://khairilmiswar.com/jadilah-pemimpin-untuk-kali-ini-saja-tuan-tuan/