Mata merupakan salah satu anugerah terindah dari Tuhan. Mata merupakan salah satu organ tubuh yang berperan sangat penting bagi kehidupan, yaitu melihat. Tidak hanya melihat, bahkan mata juga berfungsi untuk merekam segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia dan hewan yang kemudian rekaman tersebut di simpan di dalam otak. Kapan pun kita ingin memutar rekaman itu kembali maka otak pun akan memproses rekaman tersebut sehingga muncul yang namanya “Ingatan”. Dalam dunia sains, mata merupakan alat optic yang bekerja lebih canggih bila dibandingkan dengan kamera. Bahkan kamera itu sendiri dibuat berdasarkan prinsip kerja dari Mata. Berikut beberapa bagian dari mata dan kamera yang memiliki fungsi hampir sama.
Tahukah Anda siapa penemu kamera? Yupp. . . Kamera obscura pertama kali dicipta oleh ilmuwan Muslim, Abu Ali Al-Hasan Ibnu al-Haitham, yang lahir di Basra (965-1039 M). Terinspirasi dari prinsip kerja Mata, Ilmuwan muslim satu ini menciptakan kamera. Kamera merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengambil sebuah gambar. Melalui bidikan kamera, terekam lah berupa gambar yang dapat dijadikan suatu kenangan di masa yang akan datang .
Kata “Kamera” berasal dari bahasa Arab, yakni Qamara. Kata kamera juga diilhami dari penemuan Al-Haitham tersebut, karena beliau sendiri yang memberikan nama untuk alat ciptaannya itu dengan kata “Qumroh”. Berasal dari kata “Qomar” dalam bahasa Arab yang berarti Bulan. Karyanya ini terinspirasi oleh bulan itu sendiri. Qumroh ialah sebuah kamar kecil yang semua sudutnya tertutup rapat sehingga tidak ada cahaya sama sekali. Hanya ada lubang kecil di depannya. Dengan lubang itu cahaya akan masuk kemudian menyimpan bayangan yang terbayang masuk oleh cahaya ke dalam qumroh yang di dalamnya sudah disediakan media untuk menyimpan bayangan tersebut.
Jadi, ibarat bulan yang bersinar dalam kegelapan. Demikian dengan qumroh yang gelap kemudian ada cahaya kecil yang masuk kedalamnya lalu menyimpan obyek yang terbawa oleh cahaya tersebut. Hasil Penemuan Al-Haitham inilah yng dijadikan sebagai referensi untuk menciptakan kamera berreknologi tinggi seperti yang kita temukan saat ini. Menarik bukan?
saya jadi menebak-nebak, bagaimana ingatan manusia yang tunanetra semenjak lahir, misalnya?