Saya mengenal steemit sekitar sebulan lalu. Mengenal steemit dari teman, @akubaihaqi dan @harock. Mereka telah lebih awal menulis di steemit. Selama ini saya lebih banyak menggunakan media sosial lainnya.
Ternyata, menulis di media sosial bukan hanya soal hobi. Namun, dapat digunakan sebagai ajang menyampaikan gagasan dan mendorong perubahan. Sehari-hari saya menghabiskan waktu dengan berdiskusi di warung kopi. Bertukar pikiran soal pekerjaan.
Saat ini kami sedang membantu pemerintah dan masyarakat menurunkan kasus malaria di Aceh. Mendampingi petugas kesehatan, bersama warga dan penambang emas bersama mengatasi malaria di Aceh. Asik, itulah kesan yang saya rasakan. Berjibaku dengan warga dan merasakan kehidupan pedalaman hutan di Aceh.
Hutan Aceh yang lebat dan aktifitas penambangan emas illegal, sering menjadi faktor utama maraknya kasus malaria. Motivasi kemanusiaan mendorong semua kita menurunkan kasus malaria di Aceh. Itulah sekelumit aktifitas saya selaku relawan malaria.
Kembali ke cerita steemit. Saya pernah mendapat "pukulan telak" dari seorang guru. @abuarkan yang sering ngopi pagi di solprem memberikan motivasi, agar akun steemit saya diisi dengan tulisan. "Keu peu ka daftar meunyoe hana ka pasoe," ungkapnya sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Intinya, mulai saat ini saya akan belajar menjadi steemian yang produktif. Terima kasih teman dan sahabat yang telah membimbing.
Salam,
Selamat datang bung @armanfauzi si steemit. Ditunggu karya-karya luar biasanya. Kita masih menanti kehadiran Abdullah Abdul Muthaleb, Sari Yulis, Yusrizal Rusli dan Alfian. Kiban bung @harock
Aku gabung jugac ya
Kita tunggu tulisan mereka.
Bg neu bantu vote lon lon beuh
Kita tunggu tulisan mereka..
Kita tunggu tulisan mereka..
Salam gabung pak cek
Lon dari nisam
Nek tuwe neu folow ngen neu vote lon