Akhirnya Kamu Menemukanku | PART VIII

in #indonesia6 years ago

image

Sources

Saat aku melihat jam dinding, waktu sudah menunjukan pukul 03:00 pagi. Segera aku mengambil handuk dan begegas untuk mandi. Rasanya mataku berat, tapi jika aku tidak terlalu dini untuk bangun, pasti jalanan akan macet, begitulah Jakarta. Berhubung aku pernah ketinggalan pesawat, jadi aku tak mau mengulangi kesalahan yang sama lagi. Padahal pesawatku jam 07:00 pagi.

Aku tiba di bandara pukul 05:30 pagi, segera cetak boarding pass dan menungu ke atas. Saat sedang menunggu, perutku tiba-tiba lapar, oh iya aku belum makan. Ingin membeli sesuatu, tapi tasku terlalu berat untuk dibawa kemana-mana, dan tidak mungkin juga harus ditinggal. Kuurungkan niat dan menahan rasa lapar dengan meminum air putih yang Ummi siapkan.

Waktu sudah menunjukan aku harus naik ke pesawat, aku duduk di bangku nomor 16 F dekat jendela. Ini adalah tempat duduk favoriteku. Jika sedang bosan selama terbang, aku sesekali melihat indahnya langit karena membuat perasaan jauh lebih baik. Meskipun disepanjang perjalanan aku lebih banyak tidur.

"Turun dimana, Dek?" Setelah beberapa lama kami saling diam, Bapak berkumis yang menempati bangku disebelahku pun mulai membuka suara.

Dengan kebingungan aku pun menjawab "Medan, Pak"

"Oh sama berarti, saya juga turun di Medan" Katanya lagi

Aku keheranan, sambil mencoba berpikir. Memangnya bisa turun dimana saja? Ketika di langit sambil bilang ke pilot "Bang kiri, Bang!" Aku menahan tawa, tapi kucoba untuk tetap tersenyum saja saat mendengar jawabannya ditambah lagi dengan imajinasiku. Padahal perutku sudah sangat geli sendiri sekarang.

Saat pesawat mendarat sempurna, aku langsung menyalakan handphone. Ada beberapa chat yang masuk termasuk dari Rizki.

"Aku udah tiba di Bandara, kenapa Ki?" Aku membalas pesannya, saat ia memintaku untuk mengabarinya jika sudah sampai. Setelah tanda centang biru muncul, ia langsung menelponku. Aku mengangkatnya dan jalan melewati lorong

image

Sources

Katanya ia akan menjemput asal aku bersedia menunggu karena sekarang masih dirumah sakit, baru ada Kakaknya yang menggantikan menunggu Kakeknya yang sedang dirawat. Aku tersenyum, sambil mengiyakannya. Dia bilang membutuhkan waktu dua jam, aku mengela napas panjang. Mau tak mau ya aku harus menunggu.

Aku terus berjalan menuju pengambilan bagasi. Untung saja ada trolly yang membantuku membawa barang-barang ini. Membawa tiga tas cukup membuatku kerepotan, apalagi badanku yang kecil. Bisa-bisa aku bertambah kecil jika harus membawa beban seberat ini. Setelah mengambil bagasi, aku pergi ketempat custemer service, disana ada tempat untuk istirahat dan free charging (sebenarnya ini yang kucari).

Perutku semakin sakit, tapi Rizki juga belum sampai. Padahal aku sudah membanjiri handphonenya dengan pertanyaan sudah sampai dimana. Tapi, masih belum juga dibaca. Sudah hampir tiga jam aku menunggunya. Rasanya aku sudah tak punya tenaga lagi.

Salam hangat,

@sfa

image