Sumber
Sahabat steemian semua, pernah kah kita menginggat masa lalu yang begitu jauh, masa dimana kita masih dalam kandungan sang Bunda selama sembilan bulan, dimana disaat dalam kandungan, Bunda selalu membawa kita kemana ia pergi tidak pernah terpikir oleh ia untuk ninggalin kita walaupun sejenak.
Kita berada dalam kandungan Bunda selama sembilan bulan terus kita lahir dan menangis pertama menyapa dunia ini, sejak itu Bunda pun selalu iklas merawat kita dengan kasih sayang yang begitu tulus. Terkadang kita begitu bebas mengambil waktu istirhat Bunda dengan tangisan kita dimalam hari. menganti popok kita yang sudah basah, memberikan air susu disaat kita lapar, kita selalu diayun, dipangku, di timang-timang, dan kita hanya bisa menangis saja saat itu.
Lalu apa balasan kita terhadap sang Ibunda tercinta, walaupun kita sering membasahi baju Bunda dengan air kencing, tapi Bunda tidak pernah sama sekali memarahi kita. Seiring bertambahnya hari bertambah juga usia kita, dimana usia kita sudah beranjak untuk masuk sekolah. Disaat pertama sekolah masih ingatkah setiap pagi Bunda memandikan kita, menyuapi, mengantarkan dan menunggu kita, begitu sabar Bunda mengiringi hari kita disekolah, kita hanya cuman bisa bermain dan bermain ketika masa itu.
Di saat kita sudah remaja pergaulan pun sudah tinggi, Bunda tetap selalu mencemaskan dan mengkhawatirkan kita, ketika kita pulang telat dengan berbagai macam alasan, tapi Bunda hanya menatap kita dengan cemas, padahal kita diluar sana mungkin cuman bersenang-senang. Ketika hari lebaran tiba semua orang orang tua membelikan baju baru untuk anaknya tanpa terkecuali termasuk kita, terkadang uang untuk makan pun tidak ada tapi baju baru untuk kita pasti Bunda usahakan. Disaat baju baru sudah ada kita malah spontan berkata :
Alah baje nyo neblo, baje kuno, bunda hana teoh selera aneuk muda (Alah baju apa dibeli, baju kuno, bunda gk tau selera anak muda)
Tapi bunda hanya tersenyum saja melihat kita berkata seperti itu.
Belum lagi kita sudah menjadi dewasa, sudah mengenal yang namanya cinta. Di saat kita mengenal cinta belajar pun terasa malas. Terkadang Bunda bilang :
Neuk harus jieh sekolah dile yang betoy, bek ile pacaran ( Nak seharusnya kamu sekolah dulu yang benar, jangan dulu pacaran). Tapi kita menjawab Bu, loen karayek, loen ka loen tepe teuh yang ke get ke loen, ibu bek leu boeh ato loen (Bu, saya udh gede, saya tau yang terbaik buat saya, jadi ibu jangan terlalu banyak mangatur saya).
Dengan jawaban kita sepertu itu Bunda hanya tersenyum dan menatap kita dengan penuh kasih sayang.
Apakah rakan-rakan semua ingat disaat kita memasuki bangku kuliah yang biayanya sangat tinggi, bahkan satu semester jutaan rupiah uang semesternya, tapi Bunda tetap semangat memberikan biaya kuliah kita. Karena Bunda kepengen anaknya sukses. Tapi kita tidak memikirkan bagaimana keadaan ekonomi Bunda di kampung, mungkin kita hanya bersenang-senang saja dengan dunia yang beranjak dewasa ini. Ketika ingin melepaskan hasrat percintaan kita sering membohongi Bunda, dengan mengatakan:
Buk, loen perle peng untuk biaya pratikum, kira-kira satu juta lah buk (Bu, saya perlu uang untuk biaya praktikum, kira-kira satu juta lah bu). Lalu Bunda menjawab, Neuk pe hanjet ta cicil, Bunda tingeh hana peng neuk (Nak, Apa tidak boleh di cicil, Bunda lagi gk ada uang nak). Lalu kita menjawab tanpa sedikit mengerti persaan Bunda, *Hanjeut bu, harus sige bayeu (Gk bisa Bu, Harus sekali bayar).
Kita tidak pernah tau apa yang ada dibenak Bunda pada saat itu. Apapun Bunda lakukan asalkan ada uang walaupun kita membohonginya, dan Bunda selalu mempercayai kita.
Disaat kita sudah lulus kuliah, sudah ada pekerjaan, sudah sukses, sudah berumah tangga, dan kita sudah merasa sanggup hidup terpisah sama beliau, pada saat itu lah Bunda memasuki hari tuanya. Walapum Bunda sudah tua tapi Bunda tidak pernah meminta untuk menemaninya, karena Bunda tau anaknya sudah mempunyai kehidupan sendiri. Bahkan disaat Bunda sakit di hari tuanya, dia mengharapkan kasih sayang anaknya yang sedikit menghibur dia. Tapi apa pedulinya kita, kita cuman datang menjenguknya setahun sekali, itupun disaat hari lebaran. Hingga suatu hari terdengar bunyi telepon yang memeberikan kabar bahwa Bunda Telah tiada.
Ada penyesalan mungkin di sana, penyesalan yang tak akan pernah terbalas dengan sejuta tetesan air mata.
Postingan ini mungkin bisa mengingat kan rakan-rakan semua bagaimana pengerbonan Bunda terhadap kita. Untuk mengenang bahwa Bunda adalah pembawa surga buat anaknya.
mungkin postingan ini tak semuanya benar, tapi tak mustahil ini terjadi dan ada didunia ini.
Release the Kraken! You got a 12.82% upvote from @seakraken courtesy of @mulyadibk!