Suatu ketika seorang bapak bersama anaknya sowan menghadap Gus Dur. Orang itu pun ditanya: “Nama Bapak siapa?”
“Mad Ruslan, Gus.”
“Orang Jawa itu biasanya dalam mengucapkan kalimat Arab merasa berat/kesulitan,“ kata Gus Dur.
“Nanti nama Bapak dirubah menjadi Muhammad Ruslan, ya?!“, saran Gus Dur.
“Karena Mad itu aslinya Muhammad!", tegas Gus Dur kemudian.
“Baik, Gus,“ jawab orang tersebut.
Gus Dur kembali bertanya, “Kalau nama anak Bapak?”
“Mad Yunus, Gus.”
“Itu juga nanti diganti menjadi Muhammad Yunus!“, tegas Gus Dur lagi.
Orang itu pun mengangguk.
Lalu Gus Dur bertanya lagi, “Rumah Bapak di mana?”
“Dekat dari sini kok, Gus. Dari sini jalan lurus, lalu di pertigaan ada Muhammad Rasah. Nah, di sampingnya Muhammad Rasah itulah rumah saya, Gus,“ jawab orang tersebut.
Gus Dur pun diam sejenak, menghela nafas sembari berfikir karena merasa kebingungan. Sejenak kemudian Gus Dur pun berkata sambil terkekeh, “Oalaaah, Mad-Rasah (Madrasah) toooh…”.
(Dikisahkan oleh Gus Humam PP Al-Kahfi Somalangu. Beliau mendengar dari Nyai Hj Lily Wahid, adik kandung Gus Dur).