KERETA API DI JALUR SELATAN

Sejarah kereta api di Indonesia sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, semenjak Negeri ini masih di jajah oleh bangsa Belanda, Indonesia mempunyai kekayaan hasil bumi yang berlimpah, dengan investasi transportasi kereta api di Indonesia, waktu itu bangsa penjajah sangat diuntungkan.

Yang dilirik oleh investor untuk membangun rel kereta api waktu jaman penjajahan adalah tanah jawa, baru kemudian pembangunan rel kereta api diluar jawa seperti pulau sumatera dan yang laiinnya, di p jawa terbentang hamparan tanah mulai dari hutan, pegunungan, perkebunan, menjadi tantangan sendiri bagi perancang dibidang perkeretaapian pada masa itu, tidak dipungkiri hasil _ pembangunan_ jalur kereta api melalui rute yang dilalui pegunungan dan perbukitan, waktu itu belum ditunjang dengan teknologi tinggi dengan membuat terowongan.

Membangun rel kereta api diwilayah perbukitan, jalur yang dilalui pasti tidak rata juga secara geografi hasil rempah berada di perkebunan yang dilalui oleh jalur kereta api supaya rempah mudah diangkut.

Di pulau jawa, jalur kereta api yang dibangun oleh bangsa penjahah di bagi menjadin dua, pertama jalur utara dan jalur kereta api selatan, karena p jawa merupakan wilayah yang mempunyai nilai strategis.
Kereta api yang melalui jalur utara atau pantai utara geografinya relatif datar jika dibanding dengan kereta api yang melalui jalur selatan sebagian yang dilalui perbukitan dan pegunungan.

Masyarakat yang sering menggunakan moda trasportasi, dengan kereta api terutama melalui jalur selatan dari bandung ke arah surabaya atau sebaliknya ada satu wilayah didaerah Garut, jalur kereta melalui bukit dan tebing yang curam sehingga kereta api yang melaluinya berjalan lambat, masinis akan berhati hati dan konsentrasi penuh dalam membawa rangkain kereta api.

Beberapa stasiun besar yang kita jumpai apabila bepergian dari bandung menuju ke Surabaya diantaranya stasiun Purwokerto, stasiun Kroya, stasiun Gombong, stasiun Kutoarjo, stasiun Yogjakarta, stasiun Klaten, stasiun Solo balapan, stasiun Sragen, stasiun Madiun, stasiun Nganjuk , stasiun Kertosono, stasiun Jombang, stasiun Mojokerto, stasiun Gubeng. Stasiun ini tempat pemberhentian untuk menurunkan dan mengangkut penumpang disamping menunggu kereta lain yang akan berpapasan.

Kereta api akan _ berjalan lambat_ apabila memasuki wilayah garut diantaranya melalui stasiun Cibatu, leles, nagreg, Cipeundey, jalur kereta yang dilakui membelah bukit dan jurang yang dalam, di wilayah tersebut perkiraan mempunyai ketinggian antara 700-800 dpl.

Jalur kereta yang sedang berjalan membelok kekiri maupun kekanan, kita bisa melihat lokomotip terdepan yang menarik rangkaian gerbong belakang, karena kereta berada diatas bukit, kita bisa melihat pemandangan diluar hijaunya perbukutan, hijaunya pepohonan, terlihat juga blok permukiman dan hamparan sawah yang mempesona, dan begitu terus kereta berjalan sampai menjumpai jalur yang datar kereta api mulai jalan normal kembali.

Kemajuan perkeretaapian di indonesia menjadi kebanggaan masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi kereta api tersebut, disisi lain keuntungan dari naik kereta api, diantaranya adalah tidak jejebak macet, tidak perlu bayar bagasi, lebih murah, nyaman dan fleksibel.

Hanya saja jalur kereta api yang sekarang terutama jalur selatan masih rawan bencana longsor, pada waktu bangsa Belanda membuat jalur selatan, hutan, kebun,sungai dan alam masih terjaga kelestariannya, tetapi dengan jumlah penduduk yang bertambah sehingga pemanfaatan lahan bisa_ beralih fungsi_ yang tadinya hutan atau kebun menjadi budidaya, industri, permukiman.

Rel kereta api dikerjakan oleh penduduk Indonesia dengan sistim kerja paksa untuk memenuhi ambisi-ambisi bangsa penjajah pada masa di jajah, dari peninggalan penjajah belanda jalur rel kereta api sampai sekarang bisa kita nikmati.

Posted using Partiko Android