Hello Hivers friends wherever you are, especially those outside Aceh Province or even Hivers friends who are abroad. You already know about the history of Aceh first, how the Acehnese heroes fought the invaders and made Aceh a sovereign country.

We all know that the Province of Aceh has long been known for its diverse customs, which we often see in the daily lives of the people in Aceh.

This custom itself has the understanding, ways or behavior of the community that has become a habit, which was adopted from generation to the present. Therefore, adat has been regarded as normal in various ways in the life of the people in Aceh.

In this post, I will discuss a little about one of the traditions of Aceh that can not be separated and may not even be eliminated in social life, namely custom in marriage or marriage. We know, in each region or country has different customs, as well as Aceh.

Marriage in Aceh generally begins with the application process, this begins when the man comes to the house of the woman with the family, the goal is to say the intention of the man wants to marry the woman by bringing in the form of betel, cakes and so on. In this procession the woman's family is given the opportunity to consider and answer to agree to accept the man's proposal or not.

Furthermore, if you agree with the female family, the male family visits the woman's residence again to discuss marriage. Here is usually determined the number of dowry and determining the date of marriage, this is in accordance with the ability of the bridegroom.

After that usually go directly to the wedding according to the date specified. This is usually done at the mosque or religious affairs office in the area where the bride lives.

Legitimate marriages, then weddings are held both at the bride's house and at the groom's residence. However, if residents who live in the City or from official families are usually held wedding parties in luxury buildings.

That's a little review from me about the customs of marriage in Aceh.
Greetings sport!

INDONESIA

Halo teman-teman Hivers dimanapun kalian berada, terutama yang di luar Provinsi Aceh atau bahkan teman-teman Hivers yang berada di luar negeri. Kalian sudah tahukan tentang bagaimana sejarah Aceh dahulu, bagaimana para pahlawan Aceh melawan penjajah dan menjadikan Aceh sebagai negara yang berdaulat.

Kita sama-sama tahu bahwa Provinsi Aceh dari jaman dahulu sudah terkenal dengan keberagaman adat istiadatnya, yang mana nilai-nilai adat sangat sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Aceh.

Adat ini sendiri memiliki pengertian, cara-cara atau kelakuan masyarakat yang sudah menjadi kebiasaan, yang diadopsi turun temurun sampai sekarang ini. Oleh karena itu, adat sudah dianggap sebagai suatu hal yang normal dalam berbagai cara pada kehidupan masyarakat di Aceh.

Di postingan ini, saya akan membahas sedikit tentang salah satu adat Aceh yang tidak bisa dipisahkan dan bahkan tidak mungkin bisa dihilangkan dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu adat dalam perkawinan atau pernikahan. Kita tahu, di setiap daerah atau negeri memiliki adat yang berbeda-beda, begitu pula dengan Aceh.

Pernikahan di Aceh pada umumnya diawali dengan proses lamaran, ini dimulai ketika pihak pria mendatangi rumah wanita bersama keluarga, tujuannya untuk mengatakan maksud pria ingin menikahi wanita tersebut dengan membawa seserahan berupa sirih, kue dan sebagainya. Pada prosesi ini pihak keluarga wanita diberi kesempatan untuk mempertimbangkan dan menjawab setuju menerima lamaran pria itu atau tidak.

Selanjutnya, jika sudah setuju pihak keluarga wanita, pihak keluarga pria berkunjung lagi ke kediaman wanita untuk membahas hal pernikahan. Di sini biasanya ditentukan jumlah mahar serta penentuan tanggal pernikahan, ini sesuai dengan kemampuan pihak mempelai pria.

Setelah itu biasanya langsung ke acara pernikahan sesuai tanggal yang ditetapkan. Ini biasanya dilakukan di Masjid atau kantor urusan agama di wilayah tempat tinggalnya mempelai wanita.

Pernikahan sah, lalu diadakan acara pesta pernikahan baik di rumah mempelai wanita dan di kediaman mempelai pria. Namun, jika warga yang tinggal di Kota atau dari keluarga pejabat biasanya diadakan pesta perkawinan di gedung-gedung mewah.

Begitulah sedikit ulasan dari saya tentang adat perkawinan di Aceh.
Salam olahraga!