Bonsai in Garuda | Bonsai di Garuda | Part#1

in #flower7 years ago (edited)

Bonsai di Garuda

Bonsai bukan hanya tanaman, tetapi sebuah seni yang memiliki perjalanan panjang melibatkan kesabaran dan emosi yang mengerdilkan tanaman tersebut. Berbicara tentang bonsai, saya jadi teringat dengan almarhum Amridhon Nyak Teh. Dia adalah seorang politisi di Aceh Utara dan pernah menjabat sebagai anggota DPRK Aceh Utara.

Salah satu hobinya adalah mengerdilkan berbagai jenis tanaman. Dalam berbincang-bincang dengan saya ia menuturkan, dirinya memperlakukan tanaman sebagaimana maklum hidup yang memiliki hati dan perasaan. Ia berbicara dengan pohon ketika membentuknya. Dia juga menyiram dan merawat tanaman dengan penuh perasaan.

“Bapak saya sampai mengira saya sudah gila karena berbicara dengan tanaman,” kata Amridhon semasa hidupnya.

Ketekunannya merawat bonsai membuatnya hasil. Ada bonsai yang berusia puluhan tahun yang bentuknya sangat indah. Ada koleksi yang sangat disukainya, diberikan kepada orang terdekat yang diyakini akan merawat bonsai tersebut setulus dirinya.

Baginya, merawat bonsai membutuhkan citra seni yang tinggi sehingga bonsai bukan hanya jadi kercil, tetapi memiliki bentuk unik dan memiliki arti. “Kita seperti membentuk karakter manusia yang kita ubah secara perlahan,” kata Amridhon lagi yang masih segar dalam ingatan saya.


Bonsai_23.jpg

Bonsai_01.jpg

Setiap makan di rumah makan Garuda di Medan (Sumatera Utara), saya selalu mengagumi koleksi bonsai yang mereka miliki. Pengelola rumah makan seolah ingin memanjakan pengunjung dengan keindahan tanaman bonsai. Seolah mereka ingin memberikan keuntungan ganda; makanannya lezat menggugah selera, bonsai pun indah memanjakan mata. Saya membayangkan, mereka memiliki petugas khusus yang merawat bonsai tersebut tumbuh menjadi indah.

Siang itu saya mengorban hampir satu jam jadwal makan siang untuk memotret seluruh koleksi bonsai yang ada dari berbagai sudut. Saya akui, sulit mendapatkan foto-foto dengan pencahayaan bagus karena matahari sedang bersinar terik langsung menimpa pohon bonsai. Dengan menggunakan smartphone, saya tidak memiliki banyak pilihan untuk mengatur pencahayaan. Itulah kelemahan dari kamera yang serba otomatis sehingga campur tangan fotografer semakin berkurang, selain karena kelemahan saya sendiri—tentu saja.

Karena koleksi fotonya terlalu banyak, maka akan saya posting dalam tiga atau empat bagian. Bonsai yang dibuat dari berbagai jenis tumbuhan seperti beringin, asam londo, cemara, santigi, dan berbagai jenis tanaman lainnya yang tidak saya kenali. Beberapa pelayan yang saya tanyakan, juga tidak memiliki pengetahuan memadai mengenai bonsai, atau mereka sesungguhnya tidak punya banyak waktu untuk menjelaskannya karena sibuk melayani tamu.

Entahlah.


Bonsai_02.jpg

Bonsai_03.jpg


Bonsai in Garuda

Bonsai is not just a plant, but an art that has a long journey involves the patience and emotions that dwarf the plant. Speaking of bonsai, I was reminded of the late Amridhon Nyak Teh. He is a politician in North Aceh and has served as a member of Aceh Utara parlement.

One of his hobbies is dwarfing various types of plants. In conversation with me he said, he treats plants as advised life that has hearts and feelings. He talked to the tree as he formed it. She also watered and cared for the plants with feeling.

"My father thought I was crazy for talking to plants," Amridhon said during his lifetime.

Her persistence of taking care of bonsai made her a result. There are decades-old bonsai that look very beautiful. For him, taking care of bonsai requires a high artistic image so that bonsai not only be small, but has a unique and meaningful shape.

"We are like forming human characters that we change slowly," said Amridhon again who is still fresh in my memory.


Every meal at Garuda's restaurant in Medan (North Sumatra), I always admire the collection of bonsai they have. Restaurant managers seemed to want to spoil visitors with the beauty of bonsai plants. As if they want to give a double advantage; Delicious food intriguing taste, bonsai was beautiful spoil the eye. I imagine, they have a special officer who takes care of the bonsai grows beautifully.

That afternoon I sacrificed almost an hour of my lunch schedule to photograph the entire collection of bonsai from various angles. I admit, it is difficult to get photographs with good lighting because the sun is shining blazing directly on the bonsai tree. By using a smartphone, I do not have many options to set the lighting. That's the disadvantage of the automated camera so that the photographer's intervention is diminishing, apart from my own weakness-of course.

Because the photo collection is too much, then I will post in three or four parts. Bonsai made from various types of plants such as banyan, londo acid, spruce, santigi, and various other types of plants that I do not recognize. Some of the maids I ask, either do not have sufficient knowledge about bonsai, or they really do not have much time to explain because they are busy serving guests.

I have no idea.[]


Bonsai_03.jpg

Bonsai_04.jpg
Photos by @ayijufridar


Thank you for your support leaving wonderful notes and impressions in this post. I will always remember it and you have contributed to my motivation in writing.

Warm regards:

@ayijufridar

Sort:  

Ternyata ada juga yang bicara sma tanaman, kirain cuma saya aja 😂. Tapi emang benar klau kita memperlakukan tanaman dengan sepenuh hati, tnamannya bakalan subur. Saya selalu begitu 😄

Wah, rupanya @nisarunnisah88 memiliki perilaku seperti itu juga, yaaa. Saya melihat sendiri bagaimana Bang Amridhon itu sangat telaten dan sabar dalam merawat bonsai dan tanaman lainnya. Dia bicara dengan tanaman seolah bonsai itu memiliki telinga dan hati. Percaya atau tidak, segala jenis tanaman tumbuh subur melalui tangannya, secara ia pun punya wawasan tentang botani.

Iya betul itu, kalau Kita telaten biasanya tanamannya bagus. :)

Banyak orang tidak sabaran menunggu bonsai terbentuk. Padahal, ada usia bonsa mencapai ratusan tahun atau lebih tua dari tuannya @happyphoenix.

cantik2 bonsai nya bg @ayijufridar pasti mahal

Sepertinya koleksi bonsai di rumah makan Garuda itu tidak dijual @jodipamungkas. Barangkali pemiliknya memang mencintai bonsai dan ingin para tamu ikut menikmatinya.

Kalau @jodipamungkas ke Medan, sesekali singgah di rumah makan Garuda di Jalan Gajah Mada. Koleksi bonsainya bagus-bagus.

siap bg @ayijufridar jika saya ke medan saya akan singgah

Sst...tanyakan sama mas @ayijufridar , yang kerja disana apa ada yang cantik gitu...ehem..ehem ! :)

Kayaknya semua pelayan cocok untuk @jodipamungkas. Cantik dan ramah, itu kan tipenya Jodi @happyphoenix, Hehehehe. Just kiding...

pemandangan yang apik, makanan yang enak dan dingin yang luar biasa. @ayijufridar kalau makan di situ lagi, ajak ajak lah ya.

Pastilah mengajak @masriadi, Cek Mad Botak juga. Kalau nggak ada kita, siapa yang bayar nanti?

tumbuhan kecil yang kaya akan seni dan memiliki nilai yang fantastis.

Betul @aris22. Butuh kesabaran membentuk bonsai menjadi indah.