The meaning of happiness is simple, as I wrote before, is when we can feel serenity and peace, with the family, can share their warmth with a hug, and watch them happy and fall asleep.

Still in holiday saunas and children on holiday in Jakarta, I try to set aside time, every day to stop to enjoy the warmth of @navisah # Haura and #Fathin.

A few days ago, we took the train to Kebon Raya Bogor. I tried to take them out into the open, to enjoy the warmth of the sun, to feel the coolness of dew and the coolness of the flora at Kebon Raya.

Along the way, I enjoy the crispness of their laughter and smile. Throughout the journey, they are truly free and have a lot of knowledge about Jakarta, and the knowledge of nature in Kebon Raya.

We walked to enjoy the scenery and the coolness of Bogor Kebon Raya, cool forest in this city like a container full of imagination and dreams.

"Yes, Mi Mi, if we have a house and a large yard wide kebon raya," said Navisah mengayalkan a when he had a beautiful house with a green meadow full of flowers.

"Yes, Adek can play bicycles as much, can play ball and swim," said Fatin the youngest.

Bogor Botanical Garden is not the original work of Indonesia. Kebon Raya Bogor is an artificial forest in the form of a large botanical garden left by the Dutch when they came to power in Indonesia. Located in the city of Bogor, with an area of ​​87 hectares, and inhabited more than 15,000 species of plants, which makes this garden like a miniature world forest.

Historically, this garden has existed since the reign of Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513), as written in Batutulis inscription. At the time of Governor-General van der Capellen ruling around the 18th century, he built a rest house there. When Governor-General Thomas Stamford Raffles ruled, he built and inhabited the Bogor Palace and developed the courtyard of the Bogor Palace into a beautiful garden. In 1814 Olivia Raffles (wife of Governor-General Thomas Stamford Raffles) died of illness and was buried in Batavia. As an eternity, the monument for him was established in Bogor Botanical Garden.

The kids enjoyed this trip immensely. They want to repeat again when the holidays are coming. "We'll come here again yes Mi," please Haura.

Walking indeed, make cape and stiff. This makes them fall asleep on the train when we go home. Sleeping with dreams, having a house with beautiful and beautiful courtyard, as beautiful as a botanical garden.

Hopefully, Aamiin.

Menikmati Kebahagiaan di Kebon Raya Bogor

Makna kebahagiaan itu sederhana, seperti saya tulis sebelumnya, adalah ketika kita bisa merasakan ketenangan dan kedamaian, bersama keluarga tercinta, bisa membagi kehangatan mereka dengan sebuah pelukan, dan melihat mereka senang dan tertidur lelap.

Masih dalam sauna liburan dan anak-anak berlibur di Jakarta, saya berusaha menyisihkan waktu, setiap hari tanda henti untuk bisa menikmati kehangatan @navisah #Haura dan #Fathin.

Beberapa hari lalu, kami naik kereta api ke Kebon Raya Bogor. Saya mencoba mengajak mereka ke alam terbuka, menikmati hangatnya matahari, merasakan sejuknya embun dan kesejukan flora di Kebon Raya.

Sepanjang perjalanan, saya menikmati kerenyahan tawa dan senyum mereka. Sepanjang perjalanan, mereka benar-benar merdeka dan dapat banyak pengetahuan tentang Jakarta, dan pengetahuan alam di Kebon Raya.

Kami berjalan kaki menikmati pemandangan dan kesejukan Kebon Raya Bogor, sejuknya hutan dalam kota ini seperti sebuah wadah yang penuh imajinasi dan impian.

“Enak ya Mi, kalau kita punya rumah dan halaman yang luas seluas kebon raya,” kata Navisah menghayalkan suatu ketika ia punya rumah asri dengan padang rumput hijau penuh bunga.

“Ya, adek bisa main sepeda sepuasnya, bisa main bola dan berenang,” sambut Fatin si bungsu.

Kebun Raya Bogor bukanlah hasil karya asli Indonesia. Kebon Raya Bogor adalah sebuah hutan buatan berbentuk kebun botani besar yang ditinggalkan Belanda saat mereka berkuasa di Indonesia. Terletak di Kota Bogor, dengan luas 87 hektare, dan dihuni lebih 15.000 species tumbuhan, yang membuat kebun ini seperti miniatur hutan dunia.

Menurut sejarah, kebun ini telah ada sejak pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513), seperti tertulis dalam prasasti Batutulis. Pada masa Gubernur Jenderal van der Capellen berkuasa sekitar abad ke-18, ia membangun rumah peristirahatan di sana. Ketika Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles memerintah, ia membangun dan mendiami Istana Bogor dan mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik.

Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.

Anak-anak sangat menikmati perjalanan ini. Mereka pengen mengulang kembali ketika liburan yang akan datang. “Nanti kita ke sini lagi ya Mi,” harap Haura.

Jalan kaki memang, membuat cape dan pegal. Hal ini membuat mereka tertidur pulas di kereta saat kami pulang. Tidur dengan membawa impian, memiliki rumah dengan halaman asri dan indah, seindah kebun raya.

Semoga, Aamiin.

Bogor, June 30, 2018

Vote & Follow @elfinarachmi