Selasa, 30 Oktober 2018 lalu, penerbit Bitread berkolaborasi dengan Sekolah Perempuan serta Joeragan Artikel mengadakan workshop Menulis Cerpen Anak. Acara tersebut diadakan di Cafe Platform 78 Jalan Dayang Sumbi No. 10 Kota Bandung.
Anak-anak yang mengikuti kelas menulis tersebut rata-rata duduk di kelas 4-5 sekolah dasar. Bagaimana penampilan mereka? Tidak berbeda seperti anak-anak biasanya, kok! Mereka terlihat polos dan lucu.
Sebagian peserta kelas menulis cerpen tersebut, adalah anak-anak yang memiliki hobi menulis. Bahkan salah satunya ada yang sedang mempersiapkan buku untuk dikirimkan ke penerbit. Dan karena mereka sudah ada minat untuk menulis, saya dan seorang teman yang bertugas menjadi mentor, tidak mengalami kendala yang berarti.
Dengan tatapan penuh ingin tahu dan sedikit rasa tidak sabar ingin menulis sebuah cerita, anak-anak itu mendengarkan pemaparan kami.
Hal pertama yang kami bahas adalah arti dari cerpen itu sendiri. Peserta kelas menulis tersebut kami kenalkan jika cerpen adalah cerita pendek yang kisahnya bisa habis dengan sekali duduk.
Maksudnya, karya tersebut bisa dibaca dalam waktu yang singkat dan benar-benar pendek. Peserta juga diberi pemahaman jika sebagian besar cerpen sifatnya fiktif atau fiksi. Berbeda dengan cerita yang ada di dalam buku harian mereka. Karena biasanya buku diary ditulis berdasarkan pengalaman atau kisah nyata yang anak-anak alami.
Namun, sebenarnya ide cerpen bisa saja dari isi diary anak-anak itu. Ditambah dengan imajinasi maka ceritanya pun bisa lebih menarik.
Saat mengetahui perbedaan cerita di diary dengan kisah dalam cerpen, peserta di kelas tampak mengerti dan sesekali mereka menggangguk-anggukan kepalanya.
Setelah memaparkan definisi cerpen dan perbedaannya dengan diary, kami pun menerangkan unsur-unsur yang ada di dalam cerpen. Secara perlahan, dengan kata-kata yang mudah dipahami dan disertai tanya jawab, kami menjelaskan unsur-unsur penulisan dalam sebuah cerpen.
Tema/ Ide
Unsur penulisan yang pertama yaitu tema. Boleh dikatakan jika tema/ide merupakan dasar dari sebuah tulisan. Menentukan tema berarti memastikan apa yang akan ditulis oleh seorang penulis. Tema sendiri sangat membantu bagi penulis, karena menunjukkan arah sebuah tulisan itu akan dituju.
Peserta kami ingatkan kembali, jika menentukan tema tidaklah sama dengan membuat judul. Tema biasanya harus jelas, singkat dan padat. Jika tema dibuat tanpa memenuhi kriteria tersebut, biasanya akan menyulitkan penulis ketika merangkai gagasan atau ide yang akan ditulisnya.
Tema sebuah tulisan bisa bermacam-macam. Dari segi cerita, tema bisa dibagi menjadi tema misteri, tema drama, tema horor, tema komedi atau tema futuristik. Sedangkan dari isi cerita, tema bisa bersifat tema keluarga, persahabatan, tema sosial, ilmu pengetahuan dan tema lainnya.
Tidak lupa kami juga mengingatkan pada anak-anak, untuk menentukan tema yang benar-benar mereka kuasai. Dengan begitu, penulis akan lebih mudah menuangkannya dalam sebuah tulisan.
Penokohan
Salah satu cara agar anak-anak lebih mudah membuat tulisan yaitu dengan cara mencari sosok tokoh. Mencari tokoh dalam tulisan sangat penting karena bisa menghidupkan sebuah tulisan.
Kami ikut memberi semangat pada peserta, untuk mencari tokoh yang miliki sebuah kelebihan. Namun tokoh yang dibuat tidaklah harus sosok yang sempurna. Banyak sekali tokoh rekaan menarik yang bisa mereka buat.
Setting
Setiap tulisan biasanya memiliki setting. Lebih ringkasnya, kami beritahukan pada peserta, yang dimaksud setting adalah tempat dan waktu.Ketika akan menulis, bisa dipikirkan di mana cerita itu berlangsung dan kapan terjadinya. Saya pun mengajak peserta untuk sama-sama mengingat cerita yang telah lalu. Setting bisa dibuat ketika peserta kelas cerpen itu, menceritakan ketika mereka liburan di Pulau Bali. Kami juga mengarahkan mereka untuk mengingat-ingat saat jalan-jalan ke pantai atau ketika hiking ke gunung. Semua disesuaikan dengan jalan cerita yang akan dibuat.
Alur atau Plot
Unsur dalam penulisan cerpen yang kami perkenalkan selanjutnya yaitu alur atau plot. Yang dimaksud alur atau plot adalah kejadian atau peristiwa yang berlangsung dalam sebuah kisah, mulai dari awal hingga akhir. Alur haruslah mengalir seperti air di sungai. Maksudnya, cerita berjalan dengan tidak dipaksakan dan seakan-akan cerita benar-benar terjadi di depan mata.
Sebaiknya alur dibuat sedemikian rupa, agar pembaca tidak merasa bosan. Buatlah alur yang berbeda-beda. Kadang datar hingga membuat pembaca bengong, atau buat naik (membayangkan pembaca yang memelototkan matanya, seakan tercengang), dan kadang buat alur yang menurun (bayangkan pembaca yang sedang membaca dengan perasaan sedih).
Ending atau Penutup
Setelah mengenalkan alur cerita pada anak-anak, selanjutnya kami menerangkan tentang penutup cerita. Ending adalah akhir sebuah tulisan. Sebuah cerita yang dibuat tanpa ending atau ditutup dengan biasa saja, akan terasa hambar. Ending yang dibuat seadanya, tidak akan menimbulkan kesan tersendiri kepada pembaca.
Ending berguna untuk menutup sebuah kisah. Kami jelaskan pada anak-anak jika ending dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ending tertutup, ending terbuka dan ending spesial. Setelah diberikan contohnya masing-masing kami pun mengajak peserta kelas menulis anak untuk mulai praktik.
Cara Mengawali Tulisan
Namun, sebelum peserta mulai menuliskan cerita pendek, kami juga mengenalkan mereka cara mengawali sebuah tulisan. Untuk mengawali sebuah tulisan, bisa dibuat dengan berbagai macam cara yaitu:
- Mengawali dengan sebuah kalimat. Boleh mengutip puisi karya penyair hebat atau membuat puisi sendiri. Boleh juga mengawali tulisan dengan kata-kata bijak dari orang terkenal.
- Dengan menggambarkan suasana atau setting tertentu, kita juga bisa mengawali sebuah tulisan. Cara kedua dengan penggambaran seperti ini, kerap digunakan oleh sebagian besar penulis yang sudah terkenal.
- Mengawali tulisan dengan kalimat langsung. Cara yang satu ini terbilang cukup mudah, karena tidak perlu berpikir keras untuk membuat kalimatnya.
- Cara mengawali tulisan yang terakhir yaitu dengan suara atau bunyi-bunyian. Ada banyak suara atau bunyi-bunyian yang bisa digunakan untuk mengawali sebuah cerpen.
Setelah peserta mengerti tentang unsur dalam penulisan cerpen dan paham cara mengawali tulisan, kami pun mengajak anak-anak mulai menuliskan cerita pendek versi mereka.
Pada awalnya mereka terlihat masih ragu untuk menulis cerita dalam selembar kertas yang disediakan oleh panitia. Namun setelah kami pancing dengan materi cara mengawali tulisan, mereka pun mulai asyik menulis.
Tema yang mereka tulis bervariasi. Ada yang menulis tentang cerita liburan ke pantai, mengisahkan petualangan beberapa binatang di hutan, menceritakan kisah persahabatan di sekolah dan ada juga yang menceritakan kisahnya berteman dengan makhluk dari dunia lain.
Saya sangat senang dengan antusias mereka. Menorehkan ide cerita sesuai dengan imajinasi mereka. Yang kami harapkan, semua peserta menulis cerpen bisa terus menulis dan mengasah kemampuan mereka. Semoga kelak mereka bisa jadi penulis hebat dengan karyanya yang bermanfaat. Aamiin, semoga.
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq
Aamiin ... semoga ya kk 😘😇
Curation Collective Discord community
Curation Collective Discord community
community witness. Please consider using one of your witness votes on us herePostingan ini telah dibagikan pada kanal #Bahasa-Indonesia di , sebuah komunitas untuk kurator, dan akan di-upvote dan di-resteem oleh akun komunitas @C-Squared setelah direview secara manual.This post was shared in the #Bahasa-Indonesia channel in the for curators, and upvoted and resteemed by the @c-squared community account after manual review.@c-squared runs a
Asa hoyong janten murangkalih deui... 😂
Posted using Partiko Android