Rindu Daun pada Embun

in #esteem6 years ago

n1q091eiy9.jpg

Basahnya daun karena embun yang membasahinya di waktu pagi, meskipun tidak bertahan sepanjang hari karena matahari membuat daun kering kembali. Namun, daun dengan sabar menunggu pagi, menunggu embun datang kembali.

Kedatang dan penantian ini kemudian menjadi siklus yang terkandung manis dan pahitnya rasa. Terkadang siklus berubah arah. Terkadang malam di terpa hujan sehingga pagi tidak begitu cerah. Namun, daun akan selalu basah meskipun bukan karena embun. Maka lahirlah rindu.

Akan tetapi daun terlalu untuk menyampaikan rindu, daun begitu pandai dalam menyimpan rindu, ketika embun datang daun bertingkan seolah biasa-biasa saja. Seakan semua ini hanyalah jalan hidup yang telah Tuhan tetapkan. Meskipun daun bahagia dengan ketetapan ini. Tetapi daun terlalu pemalu untuk mengungkapkan rindu.

Hijau daun berubah menjadi kuning menunjukan usia yang terus bertambah, karena sang waktu yang ikut terlibat. Namun, rindunya kepada embun tetap tersimpan, walaupun sang waktu terus berlalu dan mengubah warnanya daun menjadi pudar. Waktu membuat daun harus gugur meninggalkan batang dan embun akan tetap datang meskipun pada daun yang lain, siklus yang sama tetapi rasa yang berbeda.

Embun harus melalui udara yang amat dingin untuk dapat bertemu dengan daun. Namun, sang daun tidak pernah tahu karena terlalu malu untuk menyampaikan rindu. Semua rindu itu akan mengumpul di awan, nemambah indahnya hiasan langit sehingga keduanya dapat memandang bersama, walaupun pada ruang dan waktu yang berbeda. Meskipun tidak pernah terurai dalam kata.