Pertandingan Liga 1 Indonesia yang melibatkan tim raksasa selalu menyisikan sisi negatif. Kalau bukan di dalam lapangan, maka ada saja insiden di luar lapangan. Kondisi ini sangat miris sekali di tengah upaya membenahi kompetisi lebih baik guna menghasilkan pemain berkualitas.
Kita senang dan suka melihat suporter-suporter tim rakasasa yang mampu mengerahkan pendukungnya ke lapangan. Apalagi, yel yel dan koreografi para suporter di tribun menjadi tontonan menarik. Sayangnya, aksi yang menarik perhatian itu terganggu oleh perbuatan negatif oknum suporter hingga bak ‘nila setitik merusak susu sebelanga.
Seperti dikutip dari www.tribunjogja.com (3/6/2018), bentrokan oknum suporter Persija Jakarta (The Jakmania) dan Persebaya Surabaya (Bonek) terjadi jelang duel kedua tim pad lanjutan Liga 1 2018 pekan ke-12 di Stadion Sultan Agung, Bantul, Minggu (3/6/2018) siang. Akibatnya laga kedua tim dibatalkan akibat alasan keamanan.
Bahkan, mobil milik PS Tira yang dikendarai pengurus tim untuk melakoni agenda match coordinator meeting (MCM) menjelang laga melawan PS Barito Putera, Senin (4/6/2018) turut menjadi sasaran perusakan oleh oknum suporter. Terkait perusakan mobil milik PS Tira, media officer tim berjulukkan The Army, Nandang P. Sidik pun memberikan konfirmasi.
"Kami mau masuk stadion karena mau MCM, setelah masuk, belasan oknum suporter mengejar dan melempar batu dengan ukuran besar," kata Nandang P. Sidik, Minggu (3/6/2018).
Kronologi insiden itu bermula saat PS Tira masuk melalui gerbang utama SSA lalu belok ke arah kanan menuju pintu masuk tribune VVIP. Setelah melewati gerbang utama, mobil tersebut lantas dikeroyok oleh sejumlah orang dan dilempari batu.
Keadaan langsung menjadi kondusif setelah penumpang dalam mobil turun dan mengatakan jika mereka adalah perwakilan dari PS Tira. Sedangkan insiden tersebut dilaporkan melukai jari seorang anggota TNI, Serda Risma yang terkena pecahan kaca mobil.
Ternyata bukan hanya TNI yang menjadi korban dalam insiden itu. Masih seperti dilansir dari www.tribunjogja.com (3/6/2018), kerusuhan di laga yang cukup menarik perhatian bolamania Indonesia itu juga menimpa peliput berita. Seorang wartawan media online Sorot.co, Edis Setyawan (31) menjadi korban pemukulan dan perampasan yang dilakukan oleh pendukung dari tim berjuluk Bajul Ijo tersebut.
Ketika ditemui tengah melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Bantul, Edis menceritakan, peristiwa pemukulan dan perampasan terjadi ketika kedua belah supporter, antara Jakmania dan Bonek terlibat tawuran. "Terjadi pemukulan dan perampasan HP sekitar pukul 12.30 WIB. Itu kerusuhan yang kedua. Saat itu aparat di lokasi (stadion) masih minim," terangnya, Minggu (3/6/2018) malam.
Dijelaskan Edis, aksi lempar batu kedua belah supporter sudah terjadi sejak pukul 10.30 WIB di depan stadion. Sudah bisa dikendalikan. Namun tak berlangsung lama. Dua jam kemudian kerusuhan kembali pecah. Terjadi perang batu yang kedua antara kedua supporter.
Saat itu, sebagai seorang wartawan, ia mengaku hendak mengambil gambar dari peristiwa kerusuhan tersebut. Namun, ada satu orang di antara kerumunan Bonek yang tiba-tiba menegurnya. "Ketika perang batu saya saat itu mau motret, tapi dilarang salah satu supporter Bonek. Saya sembunyikan handphone ke belakang pinggang menggunakan tangan kanan," ungkapnya.
Upaya itu ternyata tak membuat supporter merasa puas. Secara tiba-tiba sekelompok supporter itu merangsek mendatanginya dan langsung melakukan pemukulan.Saya dipukul di bagian pelipis, lengan sebelah kiri, dada depan dan punggung belakang. Saya sudah menjelaskan 'saya Wartawan, id card pers juga saya pakai. Tapi ada satu orang yang memelintir tangan kanan dan langsung mengambil hape saya," imbuh dia.
Bukan hanya sampai di situ, sekelompok Bonek tersebut juga hendak mengeroyok secara ramai-ramai. Beruntung, ada satu orang dari bagian supporter tersebut yang melerai dan melarangnya. "Saat saya mau dikeroyok. Ada satu orang yang melarang. Kemungkinan koordinator Bonek ini, 'Hey dia pers, tidak boleh mengeroyok pers," ucapnya menirukan orang yang melerai saat kejadian tersebut.
Kita bangga atas loyalitas The Jakmania dan Bonek serta suporter lain terhadap klubnya. Tapi ulah oknum yang tak terkendali membuat nama besar Jakmania dan Bonek ikut tercoreng. Kedepan diharapkan kerusuhan dalam bentuk apapun tak terjadi lagi di sepakbola Indonesia. Kalah menang dan kandang tandang tetap harus menghormati tamu dan tuan rumah. Pimpinan suporter harus sering bertemu untuk membuat suasana adem di stadion atau luar stadion.
Memang sulit untuk mendamaikan suporter yang kadang sudah turunan sikap rivalitas yang dibumbui kerusuhan. Tapi kita tak boleh menyerah untuk terus mendamaikan suporter supaya para oknum tak punya celah membuat kerusuhan. Kematian demi kematian akibat kerusuhan suporter harus diakhiri di kompetisi Indonesia. PSSI harus mengambil peran terdepan guna mendamaikan para suporter klub di tanah air. Saling sambut suporter lawan harus digalakkan demi kedamaian suporter di NKRI.Semoga.
Pembatalan laga mungkin keputusan bijak menurut pihak keamanan guna tak terjadi hal yang lebih parah lagi setelah laga. Tapi tetap sangat disayangkan akibat ulah segelintir oknum suporter yang bikin kerusuhan.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://www.bolagpsport.com/2018/06/rusuh-persija-vs-persebaya-batal.html