Habîb ‘Abdullâh Bin ‘Alwî Al-Haddâd rahimahullah berkata:
SECARA umum, pada awalnya kebaikan itu berat untuk dilakukan, tetapi akhirnya penuh dengan kenikmatan. Orang yang berbuat baik ibarat seorang pendaki gunung terjal. Ia tidak akan merasa tenang sebelum sampai ke puncaknya.
Sedangkan keburukan awalnya manis dan akhirnya kelak berat. Orang yang melakukan perbuatan buruk adalah ibarat seorang yang jatuh dari puncak gunung atau atap sebuah rumah. Ia baru akan merasa kesakitan setelah mendarat di tanah. (Habîb 'Abdullâh bin 'Alwî Al-Haddâd, Kitâbul Hikam, Dârul Hâwî, cet.1, 1993, hal.15.)
Source : whatapp group Ahlussunnah Waljama'ah
Al ajru bikodil kadi/مَا كَانَ أَكْثَرُ فِعْلاً كَانَ أَكْثَرُ فَضْلاً
“Amalan yang lebih banyak pengorbanan, lebih banyak keutamaan.”
Sumber : https://rumaysho.com/12356-kaedah-fikih-semakin-sulit-dan-banyak-semakin-besar-pahala.html
مَا كَانَ أَكْثَرُ فِعْلاً كَانَ أَكْثَرُ فَضْلاً
“Amalan yang lebih banyak pengorbanan, lebih banyak keutamaan.”
Sumber : https://rumaysho.com/12356-kaedah-fikih-semakin-sulit-dan-banyak-semakin-besar-pahala.html