Mudik Gratis “Gisa u Gampong” Mahasiswa Aceh di Jakarta Gelombang Pertama Diberangkatkan. Begitulah sepotong judul berita yang saya baca di media online pada bulan Ramadan 2019 lalu. Judul itu menggelitik rasa ingin tahu saya dan membuat saya membuka tautan berita tersebut.
Dari berita itu, saya baru tahu kalau Pemerintah Aceh melalui Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta mengadakan program mudik gratis untuk mahasiswa asal Aceh yang berkantong pas-pasan agar bisa pulang kampung. Inisiatif ini menurut saya sangat solutif, mengingat tidak semua putra-putri Aceh yang belajar di Pulau Jawa berasal dari kalangan keluarga mampu. Setidaknya ada 87 mahasiswa yang bisa pulang kampung untuk merayakan Lebaran Idul Fitri secara gratis melalui dua gelombang fase mudik.
Program mudik gratis yang baru pertama kalinya digagas oleh Pemerintah Aceh ini menjadi catatan positif tersendiri bagi saya. Tak hanya sampai di situ, melalui berita itu pula saya jadi ingin menelisik lebih jauh mengenai keberadaan BPPA.
Instansi ini termasuk dalam Satuan Kerja Pemerintah Aceh atau SKPA yang bertugas membantu gubernur dalam melaksanakan tugas Pemerintah Aceh untuk mendukung kelancaran hubungan dan kerja sama, membina masyarakat Aceh perantauan di Pulau Jawa dan sekitarnya, menyelenggarakan promosi daerah, serta mengelola Anjungan Aceh di Taman Mini Indonesia Indah dan aset Pemerintah Aceh yang ada di Pulau Jawa.
Bila dilihat dari tugasnya, kehadiran BPPA sangat signifikan untuk mendukung program Aceh Hebat sebagaimana yang menjadi visi misi Pemerintah Aceh di bawah komando Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah, terhitung sejak 2017-2022. Untuk mewujudkan visi Aceh Hebat Pemerintah Aceh memiliki 15 program andalan, yaitu Aceh Seujahtra, Aceh SIAT, Aceh Carong, Aceh Energi, Aceh Meugoe dan Meulaot, Aceh Troe, Aceh Kreatif, Aceh Kaya, Aceh Peumulia, Aceh Dame, Aceh Meuadab, Aceh Teuga, Aceh Green, Aceh Seuniya, dan Aceh Seumeugot.
Dan kalau mau lebih jujur, kiprah BPPA kini lebih banyak dirasakan oleh masyarakat luas. Hal ini tak terlepas dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh BPPA yang lebih menyentuh khalayak.
Selain mudik gratis yang saya ceritakan di atas, berdasarkan informasi yang saya ketahui, setidaknya ada beberapa program BPPA yang menurut saya sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Apa saja itu? Berikut uraiannya.
Ambulans Gratis
Mungkin banyak yang menduga bahwa tugas BPPA hanyalah “mengurus” hal-hal seremoni saja berkaitan dengan tugas para pejabat Aceh di Jakarta. Namun, BPPA juga fokus pada bidang layanan sosial kemasyarakatan melalui penyediaan ambulans gratis. Satu unit ambulans disediakan untuk melayani kebutuhan medis masyarakat Aceh yang berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Tinggal di ibu kota negara merupakan tantangan tersendiri bagi para diaspora Aceh. Khususnya bagi mereka yang datang ke sana murni untuk mengadu nasib mencari peruntungan kehidupan yang lebih baik. Sekecil apa pun fasilitas yang mereka dapatkan tentunya akan memberikan manfaat yang sangat besar. Oleh karena itu, bagi warga Aceh yang tinggal di Jabodetabek tak perlu sungkan untuk menghubungi BPPA terkait fasilitas tersebut.
Promosi Budaya
Salah satu fokus kerja BPPA adalah mempromosikan budaya Aceh baik di tataran nasional maupun internasional. Akhir-akhir ini gaung kebudayaan Aceh di Pulau Jawa semakin menggema seiring dengan seringnya digelar event-event berbasis kebudayaan oleh BPPA. Sebut saja seperti Diplomasi Budaya yang mencakup kegiatan festival ratoh jaroe di beberapa daerah di Jawa meliputi DKI Jakarta, Banten, dan Semarang. Dalam waktu dekat ini BPPA juga akan menggelar Festival Budaya Aceh di Kota Bogor, Jawa Barat.
Seperti kita tahu, kebudayaan memiliki peranan besar dalam mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa. Pemerintah Aceh yang bercita-cita mewujudkan "Aceh Meuadab" tampaknya menaruh perhatian serius dalam hal ini. Kita tentu belum lupa pada luapan kebahagiaan ketika tari ratoh massal dipertunjukkan saat pembukaan Asian Games beberapa waktu lalu. Saat itu Aceh menjadi perbincangan di mana-mana karena heroisme tarian tersebut yang memukau. Walaupun salah satu tarian Aceh, yakni saman telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO sejatinya perjuangan untuk mempromosikan budaya Aceh tak akan pernah berhenti.
Berkontribusi dalam Pendidikan
Sebagian orang mungkin akan bertanya-tanya, apa kontribusi BPPA dalam bidang pendidikan? Segmen ini memang baru dirintis oleh BPPA, dalam hal ini menjadi penghubung bagi sekolah kejuruan di Aceh yang ingin mencari lokasi magang yang berkualitas bagi peserta didik. Saat ini BPPA telah menjalin kerja sama dengan SMKN 1 Darul Kamal dalam mengkoordinasi peserta didik untuk ditempatkan di industri-industri yang ada di Jabodetabek.
Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Aceh untuk menciptakan SDM andal sejak dini. Dengan berperannya BPPA, otomatis akan meringankan tugas pihak sekolah dalam mencari perusahaan yang tepat untuk lokasi magang. Selain itu juga lebih efisien dalam hal biaya yang dikeluarkan. Ke depan harapannya lebih banyak sekolah yang menjalin kerja sama dengan BPPA untuk penempatan magang peserta didik di Jabodetabek.
Curah Pike untuk Aceh
Sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Aceh di ibu kota negara, BPPA ibarat "rumah" milik masyarakat Aceh perantauan untuk berkumpul dan bertukar pikir. Melalui agenda yang satu ini, BPPA menghimpun para tokoh Aceh di Jakarta dan sekitarnya untuk duduk bersama dan mendiskusikan segala hal terkait kondisi kekinian di Aceh.
Untuk menciptakan Aceh Hebat tentunya diperlukan masukan dari seluruh komponen masyarakat Aceh di mana pun mereka berada. Gubernur dan wakil gubernur sebagai pemegang tampuk tertinggi roda kepemimpinan tentunya tidak bisa berjalan sendiri. Perlu ide-ide segar dan aplikatif dari orang-orang yang mau mencurahkan pikirannya untuk Aceh.
Layanan Kemanusiaan
Pertengahan tahun lalu kita dikejutkan oleh pemberitaan adanya seorang lansia asal Aceh yang menderita sakit berat di Bogor, Jawa Barat. Belakangan lansia asal Kota Lhokseumawe itu meninggal dunia dan dipulangkan ke kampung halamannya melalui perantara BPPA.
Itu merupakan satu contoh peran BPPA dalam memberikan layanan kemanusiaan. Selama ini BPPA aktif menjalin komunikasi dengan Dinas Sosial Aceh terkait pemulangan jenazah masyarakat Aceh yang meninggal dunia di Pulau Jawa. Tak hanya itu, BPPA juga kerap memfasilitasi warga Aceh yang berobat ke Jakarta. Hal ini membuat masyarakat Aceh yang berobat ke Jakarta merasa memiliki "orang tua" yang memperhatikan dan memahami kondisi mereka yang terbatas.
Agenda Lingkungan
Memiliki wilayah tugas di kota metropolitan seperti Jakarta, bukan berarti BPPA tak punya agenda yang berkaitan dengan penyelamatan lingkungan. Baru-baru ini BPPA membuat lubang biopori untuk mendukung cadangan resapan air di Anjungan Aceh di TMII. Anjungan Aceh merupakan perwujudan representasi Aceh di ibu kota negara. Sudah sepatutnya anjungan tersebut ditata sedemikian rupa agar citra positif Aceh semakin baik.
Adanya kegiatan tersebut menunjukkan konsistensi Pemerintah Aceh melalui visi Aceh Green, khususnya dalam melakukan langkah-langkah strategis mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Mewujudkan Aceh Green tentunya tak semata-mata berfokus di wilayah Aceh secara geografis, tetapi bisa di mana saja.
Itulah beberapa informasi terkait eksistensi BPPA yang notabenenya merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Aceh. Hadirnya BPPA melengkapi kerja-kerja berat SKPA lainnya yang fokus di ranah lokal.[]
Ka mulai peugot postingan loem tapi hana daya nyoe..