Selamat hari senin sahabat Steemit.
Masih semangat kan,yuk mampir di tulisan saya hari ini.
Kamarin,setelah seharian beraktifitas diluar tidak membuat semangat saya turun,meskipun lelah dan rasa ingin beristirahat datang menghampiri tetapi rasa penasaran dan ingin tahu terhadap budaya zaman dulu yang sering di sebut dengan rapa-i ini membuat saya kembali bersemangat.
Rapa-i adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari tanah Rencong Aceh.
Rapa-i di main kan dengan cara di pukul dengan tangan.
Zaman sekarang ini sangat jarang orang yang bisa memainkan alat musik yang satu ini,hanya orang orang terdahulu saja yang lihai menghasilkan musik indah dari rapa-i tersebut.
Telihat dari beberapa foto yang saya abadikan,pemain musik tradisional ini dimainkan oleh sekelompok kakek kakek.
Malam tadi saya menyaksikan sendiri bagaimana alat musik ini dimainkan,dulu pernah saya nonton pertunjukan ini sewaktu saya masih duduk di bangku SD.
Adapun acara tadi malam diselenggarakan di rumah nenek Ainal Mardhiah(masih punya hubungan saudara dengan saya) yang terletak di Kabupaten Bireuen,kecamatan Peudada, gampong Arabungong.
Dan acara tersebut dibuat bukan karena kemauan sendiri dalam kata lain bukan untuk bersenang senang(mengingat muncul larangan bernazar dalam agama kami untuk alat musik ini)melainkan untuk membayar nazar salah satu cucunya(Reja) yang mengalami sakit pada alat vital akibat nazar yang sudah di lupakan belasan tahun yang lalu.
Begini kisahnya.
Suatu ketika saat Reja masih berusia 2 tahunan dia mengalami sakit pada bagian telinga nya,pihak keluarga sudah berusaha mencari obat kerumah sakit dan juga menempuh cara tradisional.
Namun berminggu hingga berbulan bulan Reja tidak kunjung sembuh.
Karena sang nenek tidak tega melihat Reja terus menangis kesakitan dan mereka juga kehabisan cara mencari penawar atas penyakit yang di derita Reja,akhirnya sang nenek mengucapkan nazar yang bunyinya"semoga Reja segera sembuh,jika dia sembuh,saat khitanan nanti akan kami adakan rapa-i untuk merayakan nya".
Beberapa hari kemudian keadaan Reja beransur pulih,dan kembali menjadi anak aktif seperti teman teman nya yang lain.
Tahun demi tahun berlalu,hingga tibalah waktu nya Reja untuk di khitan,acara khitanan pun berjalan dengan lancar di tempat tinggal nya Meulaboh.
Setelah sebulan lebih pasca khitanan ada sesuatu yang aneh terjadi pada Reja,alat vital nya mengalami pendarahan dan berbau busuk,tidak sembuh sembuh semenjak di khitan.
Kak Dewi(ibu reja) menjadi bingung sendiri atas kejadian yang menimpa anak nya,pasal nya dia tidak tau menau tentang ada nya nazar nenek nya Reja.
Hingga suatu hari kak Dewi memberi tahu kepada sang nenek yang tinggal di Bireuen,Peudada Arabungong atas kejadian yang menimpa Reja,dengan harapan ada kira nya obat pada sang nenek.
Tapi sayang saat itu nenek tidak mengingat sedikit pun tentang nazar nya.
Lalu pada suatu hari kak Dewi membawa Reja pada orang pintar untuk melihat mungkin ada sesuatu hal gaib yang menimpa Reja.
Setiba di tempat orang pintar tersebut,jawaban mengejutkan pun terdengar dengan ucapan nya "anak ini menderita penyakit akibat nazar yang belum di tunaikan".
Saat ibu Reja bertanya nazar apa kepada orang pintar tersebut namun sayangnya orang pintar ini tidak mampu menerawang nya.
Dengan penuh tanda tanya akhirnya kak Dewi kembali ke rumah,dan seingat nya dia tidak pernah mengucap nazar apapun.
Lalu kak Dewi kembali menghubungi sang nenek dan bercerita tentang apa yang di katakan oleh orang pintar tadi.
Benar saja,akhirnya sang nenek baru mengingat ucapan nazar yang di ucapkan belasan tahun lalu ketika Reja sakit parah.
Dan akhirnya nenek pun berjanji untuk melaksanakan nazar nya,dan dengan izin Allah keadaan Reja pun membaik hingga benar benar pulih.
Reja saat akan di pesijuk
Dari cerita tersebut lah musik rapa-i dilaksanakan tadi malam.
Percaya atau tidak,kebetulan atau bukan tapi ini lah kebenaran nya.
Jangan mudah mengucapkan nazar jika kita tidak mampu mengingatnya,karena nazar dengan membawa nama Allah itu benar terjadi.
Contoh:Saya berdoa jika saya naik kelas saya akan membeli satu tikar untuk mesjid itu dengan karena Allahutaala.
Kata yang menjadi pengaruh besar disitu ialah dengan karena Allahutaala dengan kata tersebut maka sah lah nazar yang kita ucapkan.
Dengan kata lain kita wajib melaksanakan nazar tersebut.
Nah Steemian,tidak perlu bernazar untuk dapatkan nilai vote yang tinggi ya.😂
terus lah berkarya dan percayalah sesuatu yang di niatkan dengan baik dan dilakukan dengan ikhlas akan mendapatkan hasil yang baik pula.
Terimakasih untuk semua teman teman yang sudah banyak membantu selama ini.
Terimakasih untuk kedua Kurator kita @levycore dan @aiqabrago.
Hormat saya @ima-iqlimayani
Cerita nyata yang Sangat menarik kak 👏
Kamu jangan bernazar yang bukan-bukan ya kak, ntar kamu nya gak kuat 😂
Hahahahah, siap adek, kita bernazar dpt tambahan kurasi wajib lagi yok, nnti kita bayarnya patungan 🤣🤣
Naah..
Kalo itu mah aku setuju kak 😂
Yuk, hajar lagi 👊👊
Yuk kita cari jampi² utk meluluhkan hati dewan pengurus 🤣🤣
Rapai Geleng dan Rapai Dabus, satu arah dan Dua Versi,..sama-sama menyenangkan dan mengasikkan...
Itu ima gak ngerti bg, mana dabus mana geleng 😂😂
Ada-ada saja ya, memang aneh tapi nyata otang jaman dulu
Itulah, di zaman kita ini sudha tidak adalagi yang begitu²an makanya ima tertarik ngepost tentang ini 😂